WahanaNews.co | Berakhirnya Pemerintahan Donald
Trump disambut dingin oleh Palestina.
ass="MsoNormal">Presiden
Palestina, Mahmoud Abbas, bahkan tidak memberikan komentar apapun, baik soal kekalahan
Donald Trump maupun kemenangan Joe Biden di Pemilu AS.
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Belum diketahui, apakah respon yang dingin
tersebut kelanjutan putus hubungan Palestina dan Amerika.
Tiga tahun lalu, Abbas memutus
kontak dengan Amerika karena merasa mereka terlalu pro-Israel.
Menurut Hanan Ashrawi, anggota
dari Palestine Liberation Organisation (PLO), sikap dingin itu karena
Palestina tidak mau memasang ekspektasi tinggi terhadap Biden.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
"Kami tidak mengharapkan
perubahan ajaib. Yah, setidaknya, kami mengharapkan segala kebijakan Donald
Trump yang berbahaya dihentikan," ujar Hanan, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad (8/11/2020).
Hanan menyinggung isu sengketa
wilayah kedaulatan dengan
Israel. Ia berharap kebijakan Amerika di isu itulah yang
bisa berubah.
Menurutnya, di bawah Joe Biden,
Amerika harus mengubah arah kebijakannya dengan memandang hukum internasional
dan keadilan, bukan kepentingan dengan Israel.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh,
mengharapkan perubahan yang sama.
Seperti beberapa kali
diberitakan, dalam isu sengketa Israel-Palestina, Amerika di bawah kepemimpinan
Donald Trump cenderung condong ke Israel.
Hal itu mulai dari menyebut
Yerusalem sebagai ibu kota Israel hingga membantunya dalam normalisasi hubungan
dengan negara-negara Arab.
Dengan bantuan Amerika, posisi
Israel makin kuat di Timur Tengah. Tak hanya Yerusalem berhasil
"diamankan", mereka juga berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan
tiga negara Arab.
Untuk Palestina, hal itu
menjadi kekalahan besar karena berkurangnya dukungan dalam konflik dengan
Israel.
Di Ramallah, Tepi Barat, warga
juga menunjukkan sikap serupa. Walau mereka lega Donald Trump kalah, mereka
belum bisa mempercayai Joe Biden sepenuhnya.
Haj Muhammad, salah satu warga
Ramallah, mengaku waspada soal Joe Biden karena belum tentu ia perubahan yang
diharapkan.
"Kami berharap
Pemerintahan Amerika mau mengubah kebijakannya soal Palestina. Jangan mendukung
pendudukan," ujar Muhammad, menyinggung isu aneksasi Tepi Barat.
Sejauh ini, Joe Biden berjanji
akan memperbaiki hubungan Amerika dengan Israel. Hal tersebut mulai dari
masalah pencaplokan Tepi Barat hingga ditutupnya kantor misi diplomatik
Palestina di Washington.
Joe Biden, dalam rekam
jejaknya, menolak pencaplokan Tepi Barat dan mendukung Solusi Dua Negara dalam
penyelesaian masalah Israel-Palestina.
Walau begitu, hal tersebut
masih harus dipantau. Sebab, dikutip dari Twitter,
Joe Biden memuji normalisasi hubungan Israel-Arab yang dimotori Trump.
"Joe Biden mungkin akan
lebih berpihak terhadap Palestina. Namun, dia tidak akan terjun langsung ke
konflik yang ada mengingat keberadaan pemerintah sayap kanan di Israel. Dia
tidak akan mau menekan Israel," ujar analis Palestina, Hani al-Masri. [qnt]