WahanaNews.co, Jakarta - Perang di wilayah Gaza juga menjadi panggung untuk memperlihatkan teknologi terbaru yang dimiliki oleh Israel, termasuk penggunaan senjata berbasis teknologi canggih yang turut terlibat secara langsung di medan pertempuran.
Beberapa teknologi yang digunakan melibatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dan drone robotik. Teknologi ini dianggap memiliki peran kunci dalam konflik antara Israel dan Palestina.
Baca Juga:
Robot Android Tampil Sebagai Konduktor Pimpin Pertunjukan Orkestra Nasional Korsel
Seorang pejabat senior di bidang pertahanan setempat menyatakan bahwa teknologi ini digunakan dalam berbagai situasi, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan untuk melawan drone musuh.
Tidak hanya itu, Israel juga menggunakan teknologi sebagai alat pemetaan, dengan tujuan untuk memetakan jaringan terowongan yang dimiliki oleh Hamas di wilayah Gaza, seperti yang dilansir oleh Cryptopolitan pada hari Senin (12/2/2024).
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengatakan pasukan negaranya melakukan operasi bersamaan 'di atas dan di bawah tanah'.
Baca Juga:
Mahasiswa Teknik Elektro Unpad Bikin 4 Robot Permudah Aktivitas Manusia
Pemanfaatan teknologi dalam konteks medan perang memiliki dampak ganda. Salah satunya adalah industri mengalami kemunduran karena 8% tenaga kerja terlibat dalam tugas militer.
Namun, di sisi lain, industri tersebut tetap memiliki potensi bertahan dan bahkan berkembang. Israel dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperlihatkan teknologi terkini mereka dan menguji inovasi baru secara langsung selama pertempuran.
Negara tersebut memiliki peluang untuk terus berinovasi dan beradaptasi, bahkan ketika sedang dalam keadaan perang. Penting untuk dicatat bahwa peranan teknologi dalam konflik di Gaza diakui oleh Avi Hasson, seorang CEO di inkubator teknologi bernama Nation Central. Menurutnya, situasi ini dapat dianggap sebagai ancaman, tetapi juga sebagai peluang bagi negara tersebut.
"Dalam konteks umum, perang di Gaza membawa tantangan, tetapi juga memberikan peluang untuk menguji teknologi baru di lapangan," ujar Hasson.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]