WahanaNews.co | Taiwan menuding China penindas usai Beijing mengirim total 24 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ). Ini adalah serangan terbesar ketiga dalam 2 tahun terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan Beijing dan Taipei.
Pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), termasuk pembom, jet tempur, pesawat anti-kapal selam dan pesawat peringatan dini serta kontrol udara, memasuki ADIZ Taiwan dalam dua kelompok, satu terdiri dari 19 pesawat dan kelompok kedua dari lima jet yang datang kemudian.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
Sebuah peta yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan menunjukkan beberapa pesawat China, termasuk pembom H-6, terbang di sekitar bagian selatan Taiwan dan mengarah ke timur pulau itu.
Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan peringatan radio dikeluarkan dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut seperti dikutip dari CNN, Jumat (24/9/2021).
Serangan itu tidak melanggar wilayah udara kedaulatan Taiwan, yang membentang 12 mil laut dari pantainya.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) mendefinisikan ADIZ sebagai area yang ditentukan dari wilayah udara di atas darat atau air di mana suatu negara memerlukan identifikasi, lokasi, dan kontrol lalu lintas udara secepatnya dan positif dari pesawat untuk kepentingan keamanan nasional negara tersebut.
Jumlah serangan udara harian tertinggi yang dilaporkan oleh Taiwan terjadi pada 15 Juni, ketika 28 pesawat militer China terbang ke ADIZ Taiwan. Pada 12 April, 25 pesawat PLA memasuki ADIZ Taiwan dalam satu hari.
Tapi serangan PLA semacam itu ke ADIZ Taiwan terjadi hampir setiap hari.
Misalnya, sebelum penerbangan hari Kamis, ada dua serangan pada hari Rabu, satu pada hari Senin, empat pada hari Minggu dan 10 pada hari Jumat lalu, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Analis mengatakan penerbangan PLA kemungkinan memiliki beberapa tujuan untuk China, keduanya menunjukkan kekuatan PLA kepada audiens domestik, sambil memberikan data intelijen dan keterampilan militer China yang akan dibutuhkan dalam potensi konflik yang melibatkan Taiwan. [rin]