WahanaNews.co | Partainya PM Inggris Boris Johnson, Konservatif, kalah dalam pemilihan lokal di sejumlah basis di London, menurut hasil yang diumumkan Jumat (6/5/2022).
Hasil ini akan menambah lebih banyak tekanan pada PM Johnson di tengah skandal etika dan ekonomi yang memburuk.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Pemungutan suara yang berlangsung Kamis (5/5/2022) untuk ribuan kursi di lebih dari 200 dewan lokal, merupakan barometer penting opini publik menjelang pemilihan nasional berikutnya, yang diadakan pada 2024.
Oposisi utama Partai Buruh, yang telah keluar dari kekuasaan secara nasional sejak 2010, memenangkan kendali atas Wandsworth, Barnet dan Westminster, tiga wilayah London yang lama dipegang oleh Konservatif.
Partai Konservatif juga kalah dari Partai Demokrat Liberal yang berhaluan tengah di jantung selatan Inggris Konservatif, di mana banyak pemilih kelas menengah menentang Brexit.
Baca Juga:
Unggul di Quick Count, PM Belanda dan 4 Kepala Negara Ucapkan Selamat ke Prabowo
Pemilihan itu juga terjadi setelah berbulan-bulan PM Inggris jadi sorotan, di mana ia menjadi perdana menteri pertama yang dikenai sanksi karena melanggar hukum saat menjabat. Johnson didenda 50 pound (sekitar Rp 897.000) oleh polisi karena menghadiri pesta ulang tahun kejutannya sendiri pada Juni 2020 ketika aturan penguncian (lockdown) melarang pertemuan sosial.
"Isu 'partygate' terus muncul dan menjadi alasan mengapa banyak pendukung Konservatif memilih tinggal di rumah saat pemilihan atau beralih ke suara yang lain sebagai bentuk protes," kata anggota parlemen Konservatif David Simmonds.
“Kami mengalami malam yang sulit di beberapa bagian negara ini,” kata Johnson. "Tetapi di sisi lain di bagian lain negara Anda masih melihat Konservatif maju dan membuat keuntungan yang cukup luar biasa di tempat-tempat yang tidak memilih Konservatif untuk waktu yang lama."
Dengan hasil dari sekitar setengah wilayah Inggris yang diumumkan Jumat pagi, Partai Buruh belum membuat keuntungan besar di luar ibu kota, terutama di kelas pekerja Inggris utara, wilayah yang berhasil dikuasai PM Inggris dalam pemilihan umum 2019 dengan janji untuk meningkatkan ekonomi lokal dan peluang setelah Inggris keluar dari Uni Eropa.
John Curtice, profesor politik di University of Strathclyde, mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa London adalah "wilayah kekuasaan partai Buruh."
Tapi di luar London ... ini bukan tingkat kemajuan yang mungkin mereka antisipasi."
Koordinator kampanye nasional Partai Buruh, Shabana Mahmood, berpendapat bahwa hasil tersebut menunjukkan Buruh sedang membangun fondasi yang kuat untuk mendapatkan kembali kekuasaan setelah empat kekalahan pemilihan nasional berturut-turut. [ rin]