Tembakan mortir terjadi di tengah eskalasi besar-besaran hujan mortir, artileri dan tembakan senjata ringan di sepanjang garis kontak antara pasukan Ukraina dan milisi Donbass dalam dua hari terakhir.
Kedua belah pihak melaporkan puluhan pelanggaran gencatan senjata dan menyalahkan pihak lain atas insiden kekerasan tersebut.
Baca Juga:
Ukraina Klaim Temukan 200 Mayat Korban Perang di Mariupol
Perwakilan Kelompok Kontak Trilateral Republik Rakyat Luhansk, Rodion Miroshnik, memperingatkan pada Jumat bahwa pengerahan sejumlah besar artileri tabung oleh tentara Ukraina di jalur kontak akan menyebabkan korban besar jika serangan besar militer dimulai.
"Ada penembakan di satu desa kecil bernama Sanzhary. Itu terletak antara Debaltseve dan Pervomaisk di jalur kontak. Artileri 122 mm digunakan di sana, yaitu artileri tabung," papar Morshnik.
Dia menambahkan, “Pada garis kontak, kita melihat sejumlah besar artileri meriam kaliber 122-152 mm, yang dapat menyerang pada jarak antara 20-40 km. Saya ingatkan Anda bahwa hanya ada jarak 7 km antara garis kontak dan pusat Donetsk, dan 12 km dari posisi di mana senjata ini dikerahkan dan pusat Lugansk.”
Baca Juga:
Ukraina Terkini: Barisan Kendaraan Lapis Baja Rusia Remuk di Donbass
“Artinya, jika artileri ini digunakan sekarang, tidak akan mungkin untuk menghindari pertumpahan darah yang besar dan sejumlah besar korban," papar dia.
Miroshnik memperingatkan, Donbass sedang didorong ke arah pertempuran baru, karena Kiev telah menunjukkan kurangnya kesiapan bernegosiasi dengan republik-republik yang memisahkan diri.
Para pemimpin Donetsk dan Luhansk memerintahkan evakuasi penduduk sipil mereka pada hari Jumat, dengan alasan bahaya serangan habis-habisan Ukraina. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.