WahanaNews.co | Kementerian Luar Negeri China menyatakan akan memberikan konsekuensi berat kepada Amerika Serikat yang mendukung kemerdekaan Taiwan. Sikap AS ini dinilai melanggar janji diplomatik antara AS dan China.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi China CCTV dan kantor berita Xinhua, Kamis (30/12), Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mewanti-wanti campur tangan AS dapat berujung pada situasi berbahaya.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
"AS melanggar janji yang dibuat kala China dan AS membangun hubungan diplomatik, membenarkan dan mendukung pasukan 'kemerdekaan Taiwan', pun juga berusaha mendistorsi dan melubangi prinsip satu-China," kata Wang seperti dikutip AFP.
"Ini bukan hanya membawa Taiwan ke situasi yang sangat berbahaya, tetapi juga menjadi penyebab AS harus membayar harga yang tak terbayangkan mahalnya," tambahnya.
Sebelumnya, AS mengundang Taiwan ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Demokrasi yang membuat China geram.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
AS memang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan karena menjalin relasi resmi dengan China.
Namun, di bawah Taiwan Relation Act, AS mengemban tanggung jawab dan komitmen membantu melindungi Taiwan dari segala bentuk agresi, termasuk jika China memutuskan melakukan invasi.
Sementara itu, Beijing menilai deklarasi formal apapun yang menunjuk pada kemerdekaan Taiwan sebagai bentuk provokasi.
China bahkan kerap mengancam dan menekan negara yang mendukung serta menjalin hubungan resmi dengan Taiwan.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya, dan bersumpah akan meraih unifikasi dengan Taiwan dengan paksa bila perlu.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer China bertindak agresif dan kerap mengerahkan pesawat dan kapal mereka untuk melewati perbatasan wilayah Taiwan. Mereka juga sempat melakukan latihan militer di sekeliling Taiwan.
China juga terus berusaha mengisolasi Taiwan dari dunia internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini terlihat kala Nikaragua memutuskan mengganti dukungan diplomatiknya dari Taiwan ke China baru-baru ini.
Di lain sisi, tensi antara China dan AS juga kian meningkat.
Selain karena dukungan AS atas Taiwan, permasalahan etnis Uighur di Xinjiang, pun juga persaingan perdagangan dan teknologi, membuat hubungan antar dua negara ini semakin kusut. [rin]