WahanaNews.co | Pembunuhan seorang pendeta Gereja Baptis berusia 31 tahun bernama Cung Biak Hum menjadi sorotan.
Tentara Myanmar yang menembaknya bahkan memutilasi jari Cung Biak Hum dan cincin kawinnya dirampas.
Baca Juga:
Opium Merajalela di Masa Rezim Militer Myanmar, PBB: Setara Rp 29 T
Cung Biak Hum saat itu ditangkap dan ditewaskan oleh militer Myanmar karena dia mencoba memadamkan api yang membakar desanya di Thantlang, Myanmar di bagian barat laut negara wilayah Chin.
"Pembunuhan Cung Biak Hum dan mutilasi jarinya menunjukkan betapa brutalnya tentara militer Myanmar dan tidak punya rasa hormat sama sekali," kata Direktur Organisasi HAM Chin, Salai Za Uk Ling, sebagaimana dilansir oleh Aljazeera.
Insiden tanggal 19 September 2021 itu didata hanya salah satu dari 20 kasus yang dipantau kelompok HAM.
Baca Juga:
Mengenal C-130J Super Hercules, Pesawat Angkut Baru yang Bakal Perkuat TNI-AU
Diketahui gereja-gereja, pemuka gereja termasuk pendeta dan relawan agama menjadi target kekejaman sejak adanya kudeta militer pada Februari silam.
Kebrutalannya antara lain membakar gereja, menahan para pendeta hingga menjadikan bangunan gereja sebagai basis militer.
"Gereja-gereja sekarang kosong dan hampa," kata seorang pemimpin Katolik di wilayah Kayah yang sengaja dianonimkan demi keselamatannya.