WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jet tempur generasi terbaru buatan China, Chengdu J-10C, mencuri perhatian dunia setelah dilaporkan sukses menjatuhkan lima jet tempur India dalam sebuah operasi udara yang panas di wilayah konflik Asia Selatan.
Aksi ini bukan hanya mencetak kemenangan taktis bagi Pakistan, tetapi juga menjadi momen pembuktian keandalan J-10C di medan tempur nyata, sebuah hal yang selama ini dinanti oleh banyak pengamat pertahanan.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, mengonfirmasi keterlibatan jet tempur J-10C dalam operasi melawan India saat berbicara di Majelis Nasional.
Ia menyebut bahwa lima jet India, termasuk pesawat tempur canggih Rafale buatan Prancis, berhasil ditembak jatuh berkat keunggulan teknis dan manuver J-10C.
“Instruksi kami jelas, hanya targetkan jet musuh yang melepaskan muatan,” ujar Dar, seperti dikutip dari media China Global Times, Kamis (8/5/2025).
Baca Juga:
Diduga Pasok Teknologi Rudal ke Iran, FBI Tawarkan Rp245 Miliar untuk Tangkap Baoxia Liu
Ia menambahkan, “Jika kami tak membatasi target, mungkin 10 hingga 12 jet India bisa dijatuhkan.”
Selain itu, empat jet India lainnya dilaporkan sempat mencoba menerobos wilayah udara Pakistan namun berhasil dicegat.
Meski pemerintah India melalui Reuters menyebut laporan ini sebagai disinformasi, pernyataan resmi dari Dar sudah cukup membuat pasar bereaksi.
Saham produsen pertahanan China melonjak, mengindikasikan meningkatnya kepercayaan terhadap kualitas J-10C.
Analis dari Bloomberg Intelligence, Eric Zhu, menyatakan bahwa catatan tempur ini menjadi nilai tambah besar bagi J-10C.
“Sebagian besar platform militer China belum diuji dalam peperangan sesungguhnya. Kini J-10C memiliki rekam jejak itu,” tegasnya.
Pakistan sendiri mulai memperkuat armada udaranya dengan J-10C sejak tahun 2022. Jet ini diperkenalkan dalam upacara resmi di Pangkalan PAF Minhas Kamra, Punjab.
Sebagai jet tempur serbaguna berbobot sedang, J-10C dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara PL-10 dan PL-15, serta radar AESA canggih yang melampaui sistem pada jet JF-17 Block 3.
Walaupun jumlah pastinya dirahasiakan, J-10C kini menjadi tulang punggung baru bagi Angkatan Udara Pakistan, bersanding dengan jet JF-17 Thunder, Mirage Prancis, dan F-16 buatan Amerika.
Dengan banderol sekitar US$41 juta per unit, J-10C dianggap sebagai solusi efisien dibandingkan Rafale yang bisa mencapai hampir tiga kali lipat harganya.
Jet ini diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation (CAC), dan merupakan pengembangan lanjutan dari J-10 yang telah aktif sejak 2004 di Angkatan Udara China (PLAAF).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]