WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan pesan Tahun Baru dengan nada pesimistis terhadap kondisi global.
Dalam pernyataannya, ia menggambarkan dunia tengah berada dalam situasi yang tidak menentu, sarat konflik, dan menghadapi berbagai tantangan serius.
Baca Juga:
Guterres Desak Junta Myanmar Akhiri Kekerasan dan Kembalikan Pemerintahan Sipil
Pernyataan tersebut disampaikan melalui pesan video dari Markas Besar PBB dan dikutip dari CNA, Selasa (30/12/2025).
Guterres menilai umat manusia saat ini berada di titik krusial atau persimpangan jalan.
Dunia, menurutnya, dihadapkan pada perpecahan yang semakin dalam antarnegara, eskalasi kekerasan di berbagai wilayah, krisis iklim yang kian memburuk, serta pelanggaran hukum internasional yang terjadi secara berulang dan sistematis.
Baca Juga:
Sekjen PBB Desak Israel dan Hamas Patuhi Rencana Damai yang Dimediasi AS
Ia secara khusus menyoroti konflik bersenjata yang masih berlangsung, termasuk perang di Ukraina dan sejumlah kawasan lainnya.
Guterres menyebut skala dan dampak konflik tersebut telah mencapai tingkat yang belum pernah disaksikan sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Dalam pesannya, Guterres menegaskan tanggung jawab besar para pemimpin dunia untuk bertindak lebih tegas dan konkret guna mengurangi penderitaan manusia.
Selain itu, ia menekankan bahwa upaya penanganan perubahan iklim tidak boleh lagi ditunda dan harus ditempatkan sebagai agenda utama global.
“Saya menyerukan kepada para pemimpin di mana pun: bertindaklah dengan serius. Pilih manusia dan planet dibandingkan penderitaan,” kata Guterres.
Ia juga mengkritik ketimpangan prioritas global, terutama terkait meningkatnya belanja militer yang tidak sebanding dengan dukungan bagi negara-negara miskin.
Menurutnya, pengeluaran dunia untuk sektor pertahanan terus melonjak, sementara pendanaan pembangunan justru tertinggal jauh.
Guterres mengungkapkan bahwa belanja militer global naik hampir 10 persen pada tahun ini dan mencapai sekitar US$2,7 triliun atau setara Rp45,2 kuadriliun.
Angka tersebut, lanjutnya, sekitar 13 kali lipat lebih besar dibandingkan total anggaran global untuk bantuan pembangunan.
Kondisi ini dinilai mencerminkan kesalahan arah kebijakan global yang semakin serius dan berpotensi mengancam stabilitas serta keamanan dunia.
Oleh karena itu, Guterres mengajak seluruh komunitas internasional untuk segera meluruskan kembali prioritas bersama.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan investasi dalam pengentasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan, serta pengurangan anggaran untuk konflik dan peperangan.
“Dunia yang lebih aman dimulai dengan memerangi kemiskinan, bukan memperluas konflik,” kata Guterres.
Guterres menutup pesannya dengan menegaskan bahwa perdamaian harus menjadi tujuan utama umat manusia.
Pesan Tahun Baru ini juga menjadi salah satu refleksi menjelang tahun terakhir masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PBB yang akan berakhir pada 2026.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]