“Menerbangkan C-17 dengan transponder aktif dari tempat penyimpanan panas di Kirtland ke Lakenheath, lalu kembali tanpa singgah ke fasilitas penyimpanan menunjukkan bahwa ini adalah misi pengantaran satu arah,” ujar Alberque kepada The Times.
Dalam laporannya, situs spesialis The Aviationist juga menyebut bahwa pesawat tersebut mengisi bahan bakar di udara saat melintasi pantai timur Amerika Serikat, yang menandakan misi tersebut masuk kategori prioritas tinggi.
Baca Juga:
Trump Dorong Dialog Nuklir, Iran: Tak Ada Artinya Jika Masih Ada Ancaman
Pangkalan RAF Lakenheath merupakan markas dari 48th Fighter Wing milik Angkatan Udara AS, yang mengoperasikan dua skuadron F-15E Strike Eagle serta dua skuadron jet tempur generasi kelima F-35A.
Inggris sendiri, melalui Kementerian Pertahanan, telah mengonfirmasi pembelian satu skuadron F-35A milik sendiri, yang nantinya akan berkemampuan membawa bom nuklir jenis gravitasi.
"Keputusan ini mengembalikan peran nuklir bagi RAF untuk pertama kalinya sejak Inggris menghentikan sistem senjata nuklir udara milik sendiri setelah Perang Dingin," demikian bunyi dokumen resmi Kementerian Pertahanan Inggris yang dipublikasikan pada Senin (21/7/2025).
Baca Juga:
Ultimatum Dunia, Putin Tegaskan Rusia Siap Gunakan Nuklir untuk Bela Diri
Sebelumnya, pada 1998 Inggris secara resmi menghentikan penggunaan bom gravitasi WE.177 yang menjadi tulang punggung kemampuan nuklir udara mereka.
Kini, dengan adanya bom-bom baru yang disimpan di wilayah Inggris dan keterlibatan jet tempur F-35A, kemampuan serangan nuklir dari udara kembali dimungkinkan.
Langkah Amerika ini dipandang sebagai bagian dari penyesuaian strategis NATO terhadap eskalasi militer Rusia.