WahanaNews.co | Penjabat (Pj) Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah mengumumkan keadaan darurat, menurut pernyataan resmi pemerintah setempat pada Minggu (17/7/2022) malam.
Keadaan darurat itu ditetapkan ketika pemerintahan Wickremesinghe berusaha memadamkan kerusuhan sosial dan mengatasi krisis ekonomi yang mencengkeram Sri Lanka.
Baca Juga:
Wickremesinghe Jadi Presiden Sri Lanka, Demonstran: Kami Tak Akan Mundur!
"Adalah bijaksana, untuk menyatakan demikian (keadaan darurat), demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan tersedianya pasokan dan layanan penting bagi kehidupan masyarakat," kata pernyataan itu.
Presiden Sri Lanka yang terguling, Gotabaya Rajapaksa, sebelumnya mengatakan dia mengambil "semua langkah yang mungkin" untuk mencegah krisis ekonomi yang melanda negara pulau itu.
Dia melarikan diri ke luar negeri pekan lalu untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya.
Baca Juga:
Ekonomi Indonesia Disebut Masih Aman dari Krisis, Tapi…
Dia terbang ke Maladewa dan kemudian Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan di Kolombo pekan lalu dan menduduki kediaman dan kantor resmi pemerintah.
Pengunduran dirinya diterima parlemen pada Jumat.
Parlemen Sri Lanka bertemu pada Sabtu untuk memulai proses pemilihan presiden baru, dan pada hari itu, pengiriman bahan bakar tiba untuk membantu meredakan krisis di negara itu.