WahanaNews.co | Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, gencar diberitakan bakal menyerahkan
surat pengunduran dirinya kepada Yang di-Pertuan Agong (Raja) di Istana Negara, Senin (16/8/2021) besok.
Pengunduran diri adalah pilihan
terakhir Muhyiddin setelah jumlah anggota parlemen yang mendukungnya berkurang
dan tidak mencukupi di Dewan Rakyat.
Baca Juga:
Unggul di Quick Count, PM Belanda dan 4 Kepala Negara Ucapkan Selamat ke Prabowo
Seorang sumber di Pemerintahan
Malaysia di Putrajaya menyatakan, mengenai siapa yang dapat menggantikan Muhyiddin,
terdapat kemungkinan Wakil Perdana Menteri, Datuk
Seri Ismail Sabri Yaakob, mengambil alih.
Namun itu akan tergantung pada apakah
UMNO dan Partai Bersatu dapat mencapai kesepakatan.
"Ada langkah-langkah untuk menjaga
keutuhan pemerintahan Perikatan menyusul keputusan Muhyiddin untuk mengundurkan
diri dari jabatannya. Tetapi apakah pemerintah Perikatan tetap akan tergantung
pada apakah kedua pihak dapat setuju untuk membentuk mayoritas, "kata sumber
Putrajaya.
Baca Juga:
Kasus Korupsi, Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Ditangkap
Sumber Perikatan lainnya menggambarkan
UMNO dan gabungan partai aliansi sebagai pembuat raja sekarang dengan Gabungan
Parti Sarawak, aliansi yang berbasis di Sarawak, sebagai pembuat raja lainnya.
Jika UMNO dan Partai Bersatu mencapai
kesepakatan, dengan nama yang diusulkan, maka perlu dukungan dari partai
lainnya seperti, PAS, MCA, MIC, GPS, PBS, STAR dan independen.
"Jika itu terjadi, maka mereka akan
memberikan nama kepada Raja tetapi jika mereka tidak bisa, maka tidak ada cara
untuk menyelamatkan pemerintah. Itu berarti seluruh Kabinet juga harus mengundurkan
diri," kata seorang sumber, seraya menambahkan bahwa konsekuensinya akan besar.