WahanaNews.co, Jakarta - Tri Ruswati, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Badan Serikat Pekerja Persatuan Indonesia (Basperindo) pimpinan Arnod Sihite, memberi apresiasi dan dukungan atas kerja keras Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam menanggapi polemik terkait tertahannya barang kiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Bea Cukai.
Langkah taktis dan cepat Benny Ramdani, Ketua BP2MI menurut Tri Ruswati adalah bagian dari komitmen memberikan perlindungan nyata bagi para PMI yang sudah memberikan banyak kontribusi pada pendapatan negara.
Baca Juga:
ILO Hadiri Talk show FSP Kerah Biru: Kampanyekan Kesetaraan Gender
"Apa yang sudah dilakukan Kepala BP2MI sangat kami apresiasi. Beliau sangat tegas dan memang sudah seharusnya membela kepentingan para Pekerja Migran Indonesia, yang sering diusik pihak- pihak yang selama ini menjadikan PMI sebagai sapi perahan," tegas Tri kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/6).
Bagi dia, upaya BP2MI perlu diacungi jempol karena memperlihat keberpihakan yang jelas pada PMI ketika menghadapi masalah.
"Beliau kami lihat ada ketegasan dan komitmennya tinggi untuk melindungi para pahlawan devisa dengan segala konsekwensinya. Kalau kita lihat juga mengenai pemberantasan mafia pengiriman PMI ilegal beliau jelas keberpihakannnya," sambung Tri.
Baca Juga:
Buruh Tersinggung Soal Peringatan Keras Prabowo Mengenai Tuntutan Upah
Dalam kaitan dengan polemik barang kiriman PMI tersebut menurut dia pemerintah dalam hal ini Bea Cukai seharusnya membangun komunikasi terlebih dahulu utamanya dengan pihak terkait sebelum menerbitkan sebuah peraturan.
"Koordinasi itu penting sekali agar mendapatkan masukan-masukan positif, seperti halnya pada revisi ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 yang disebut menjadi ‘penyebab kerap tertahannya barang bawaan dari luar negeri milik PMI.' Kalau ada koordinasi mungkin tidak akan jadi polemik di kemudian hari," kata Tri.
Ketua Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tenaga Kerja Luar Negri KSPSI ( PP FSP TKLN KSPSI) tersebut menambahkan juga bahwa barang -barang yang dikirimkan PMI ke keluarganya di Indonesia bukanlah barang mewah, bermerk yang harganya ratusan juta rupiah, melainkan barang-barang bekas pemberian majikannya, bahkan makanan ringan sekedar untuk hadiah keluarga PMI di kampung halamannya.