WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya "sepenuhnya siap" untuk mengakui kemerdekaan negara Palestina.
Pernyataan ini disampaikan oleh Macron saat tiga negara Eropa, yaitu Spanyol, Norwegia, dan Irlandia, resmi mengakui kemerdekaan Palestina pada Selasa (28/5/2024).
Baca Juga:
Pangkalan Militer Asing: AS Pimpin dengan 750, Inggris Ikuti dengan 145 di Seluruh Dunia
"Tidak ada yang tabu bagi Prancis, dan saya benar-benar siap untuk mengakui negara Palestina. Saya pikir pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat," kata Macron dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Jerman.
Macron menegaskan bahwa Prancis akan memastikan pengakuan terhadap Palestina memberikan hasil yang nyata dan bermanfaat.
Karena itu, ia menekankan perlunya proses politik untuk mencapai "hasil yang bermanfaat" dari pengakuan ini.
Baca Juga:
Rangka Dinosaurus 150 Juta Tahun Dilelang, Laku Terjual Rp100 Miliar
"Saya tidak akan melakukan pengakuan yang hanya bersifat emosional," tambahnya, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu.
Pada kesempatan tersebut, Macron juga mengkritik keras Israel atas serangan berkelanjutannya di Jalur Gaza, terutama di Rafah.
Macron bahkan memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan di Rafah, wilayah Gaza dekat perbatasan dengan Mesir yang kini menjadi satu-satunya tempat berlindung warga Palestina.
Macron menegaskan bahwa tidak ada standar ganda terkait penderitaan warga sipil dalam konflik di berbagai belahan dunia.
"Situasinya mengerikan. Operasi militer Israel di Rafah harus dihentikan," ujar Macron.
Ia menegaskan kembali bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, namun hal itu harus dilakukan dengan menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Macron juga mendukung langkah Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Jalur Gaza.
"Kami mendukung permintaan Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat di PBB, dan kami bekerja sama dengan Aljazair serta semua mitra kami di Dewan Keamanan mengenai resolusi bersama yang tidak hanya menjawab urgensi kemanusiaan di lapangan, tetapi juga memberikan jawaban terkait gencatan senjata dan memberikan mandat PBB yang jelas mengenai Gaza," jelas Macron.
Dia menekankan bahwa Prancis juga siap mengupayakan solusi perdamaian, dan mengatakan bahwa "tindakan yang paling berguna saat ini adalah melakukan gencatan senjata."
Per Rabu (29/5/2024), jumlah korban tewas akibat agresi brutal Israel di Gaza telah mencapai 36.096 orang, sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, sekitar 81.136 warga Palestina terluka sejak Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober lalu akibat serangan Hamas ke wilayahnya.
[Redaktur: Elsya tri Ahaddini]