Dalam pidato yang disampaikan secara virtual ini, Abbas berbicara dengan latar belakang gambar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang sering menjadi lokasi bentrokan warga Palestina dan Israel, dan serangkaian peta wilayah yang menunjukkan ekspansi Israel selama beberapa dekade perang dan konflik.
Lebih lanjut, Abbas menyatakan bahwa Palestina juga akan membawanya ke Mahkamah Internasional “mengenai masalah legalitas pendudukan tanah negara Palestina”.
Baca Juga:
Jokowi Rangkul Presiden Palestina dan Prihatin atas Peristiwa yang Sedang Terjadi
Proses perdamaian untuk mencapai solusi dua negara antara Palestina dan Israel mengalami kebuntuan selama bertahun-tahun.
Dalam pidato bernada keras yang tidak biasa ini, Abbas juga menuduh Israel melakukan praktik “apartheid” dan “pembersihan etnis” --istilah yang jarang digunakan oleh pemimpin berusia 85 tahun tersebut.
"Jika otoritas pendudukan Israel terus terbenam dalam realita satu negara apartheid seperti yang terjadi saat ini, rakyat Palestina dan seluruh dunia tidak akan mentoleransi situasi semacam itu," tegas Abbas, seperti dilansir Associated Press.
Baca Juga:
Turki Pulihkan Hubungan dengan Israel, Ini Dalil Erdogan ke Presiden Palestina
"Situasi di lapangan pasti akan memaksakan hak-hak politik yang setara dan penuh untuk semua orang di tanah bersejarah Palestina, dalam satu negara," imbuhnya.
Solusi satu negara, yang populer di kalangan sejumlah aktivis Israel dan Palestina, akan berarti berakhirnya Israel sebagai negara mayoritas Yahudi.
Tidak ada partai besar di Israel maupun Palestina yang mendukung hasil tersebut. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.