WahanaNews.co | Iran pada akhirnya menkaji ulang wajib hijab bagi perempuan, aturan yang memicu gelombang demonstrasi besar-besaran dua bulan terakhir.
"Parlemen dan kehakiman sedang mengkaji [aturan itu]," ujar Jaksa Agung Iran, Mohammad Jafar Montazeri, seperti dikutip AFP, Sabtu (3/12).
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Montazeri tak menjabarkan lebih lanjut bagian mana dari hukum itu yang kemungkinan dapat diubah.
Sebagaimana dilansir kantor berita ISNA, Montazeri hanya mengatakan bahwa tim pengkajian ulang itu sudah bertemu pada Rabu lalu "dan hasilnya dapat dilihat dalam satu atau dua pekan."
"Namun, ada metode-metode penerapan konstitusi yang bisa fleksibel," ucap Raisi.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Iran sendiri mulai memberlakukan wajib hijab untuk perempuan sejak April 1983, empat tahun setelah revolusi 1979. Revolusi itu meruntuhkan monarki Iran yang didukung Amerika Serikat.
Belakangan, mulai muncul desakan untuk menghapuskan aturan ketat tersebut.
Namun hingga kini, isu tersebut masih menjadi perdebatan yang sensitif.
Kaum konservatif menganggap aturan tersebut harus tetap ditegakkan. Sementara itu, kubu reformis ingin keputusan untuk pemakaian hijab berada di tangan individu.
Di tengah perdebatan ini, kepolisian Iran masih terus menahan perempuan-perempuan yang kedapatan tak mematuhi aturan ketat soal hijab ini, termasuk Mahsa Amini.
Namun, kasus Amini menjadi sorotan luas karena perempuan berusia 22 tahun itu meninggal dunia di tahanan polisi moral.
Kematian Amini memicu gelombang protes besar-besaran di Iran. Tak hanya memprotes kematian Amini, para pengunjuk rasa juga menyuarakan penolakan atas aturan-aturan yang mengekang perempuan.
Para demonstran mempertanyakan akuntabilitas dan impunitas yang dinikmati elite ulama di negara tersebut.
Seruan mereka juga meluas hingga menuntut keadilan, transparansi, hingga isu-isu kebebasan berekspresi.
Tak hanya di dalam negeri, protes juga menjalar ke luar negeri, seperti kala Piala Dunia 2022 digelar di Qatar.
Para pemain tim nasional Iran menunjukkan protes mereka dengan menolak menyanyikan lagu kebangsaan di laga pembuka ajang olahraga bergengsi itu.
Di sekitar arena Piala Dunia, para warga Iran juga berunjuk rasa sembari membawa foto Amini. [rgo]