WahanaNews.co | Ribuan pesawat nirawak atau disebut drone, digunakan dalam perang Ukraina.
Drone dimanfaatkan untuk melihat posisi musuh, meluncurkan rudal, dan mengarahkan tembakan artileri.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Baik Ukraina maupun Rusia mengerahkan drone militer yang dibuat untuk tujuan khusus dan drone yang dijual bebas di pasaran.
Drone militer apa yang digunakan Ukraina dan Rusia?
Drone militer utama Ukraina adalah Bayraktar TB2 buatan Turki.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pesawat nirawak ini seukuran pesawat kecil, memiliki kamera di dalamnya, dan dapat dipersenjatai dengan bom yang dipandu laser.
Ukraina memulai perang dengan armada "kurang dari 50" drone tersebut, kata Jack Watling dari lembaga kajian Royal United Services Institute (Rusi).
"Rusia terutama menggunakan Orlan-10 yang lebih kecil dan fungsinya lebih mendasar", ujarnya.
"Rusia memulai perang dengan beberapa ribu drone ini, dan mungkin sekarang masih tersisa beberapa ratus," ucapnya. Drone ini juga memiliki kamera dan dapat menembakkan rudal.
Seberapa efektifkah drone militer?
Drone kedua belah pihak paling efektif ketika digunakan untuk menemukan target musuh dan memandu tembakan artileri kepadanya.
"Pasukan Rusia dapat membawa senjata mereka untuk menyerang musuh hanya dalam waktu tiga hingga lima menit setelah drone Orlan-10 menemukan target," kata Watling. Tanpa drone, serangan bisa memakan waktu 20 hingga 30 menit, katanya.
Martina Miron, peneliti dalam studi pertahanan di King's College London, mengatakan drone telah memungkinkan Ukraina untuk memanfaatkan pasukannya yang terbatas secara optimal.
"Dahulu kalau Anda ingin mencari posisi musuh, Anda harus mengirim unit pasukan khusus untuk melakukannya, dan Anda mungkin akan kehilangan beberapa prajurit," katanya. "Sekarang, yang Anda pertaruhkan hanyalah drone."
Dalam beberapa minggu pertama perang, drone Bayraktar Ukraina mendapat pujian luas.
"Mereka diperlihatkan menyerang target seperti gudang amunisi, dan berperan dalam tenggelamnya kapal perang Moskva," kata Dr. Miron.
Namun, banyak Bayraktar telah dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia.
"Mereka terlalu besar, bergerak relatif lambat, dan terbang hanya pada ketinggian sedang; itu membuat mereka gampang ditembak jatuh," kata Watling.
Bagaimana drone non-militer digunakan?
Drone militer tidak mudah diganti karena mahal. Satu unit Bayraktar TB2 berharga sekitar $2 juta (hampir Rp 30 miliar).
Jadi, kedua belah pihak, terutama Ukraina, beralih ke model komersial yang lebih kecil, misalnya DJI Mavic 3, yang harganya sekitar Pound 1.700 (Rp 30 juta).
Satu produsen drone di Ukraina memperkirakan pasukan negara itu memiliki 6.000 drone, tetapi angka ini tidak mungkin dikonfirmasi.
Drone komersial dapat dipasangi dengan bom kecil.
Namun, mereka lebih sering digunakan untuk melihat pasukan musuh dan mengarahkan serangan.
"Ukraina tidak punya amunisi sebanyak Rusia," kata Miron.
"Memiliki 'mata di langit' untuk melihat target dan mengarahkan tembakan artileri berarti mereka dapat memanfaatkan apa yang mereka punya dengan lebih baik."
Namun, drone komersial jauh lebih lemah daripada drone militer.
Jangkauan DJI Mavic hanya 30 kilometer dan hanya bisa terbang selama 46 menit.
Bagaimana kedua pihak mempertahankan diri dari drone?
Rusia menggunakan pertahanan radar untuk melawan drone militer dan perangkat elektronik untuk drone komersial, kata Miron.
"Pasukan Rusia memiliki senapan Stupor, yang menembakkan pulsa elektromagnetik," katanya. Ini mencegah drone komersial menggunakan navigasi GPS.
Pasukan Rusia juga menggunakan sistem online seperti Aeroscope untuk mendeteksi dan mengganggu komunikasi antara drone komersial dan operatornya.
Mereka dapat membuat drone jatuh atau kembali ke pangkalan, dan dapat menghentikannya mengirim informasi.
Rata-rata drone Ukraina tidak bertahan sampai seminggu, menurut laporan Rusi.
Siapa yang memasok drone?
Rusia sekarang membeli drone militer Shahid dari Iran, menurut Gedung Putih. Pasukan pemberontak Houthi di Yaman menggunakan drone tersebut untuk menyerang target di Arab Saudi dan UEA.
AS memasok Ukraina dengan sekitar 700 drone militer "kamikaze" Switchblade.
Drone tersebut memuat bahan peledak. Mereka berkeliaran di udara sampai mereka menemukan target mereka.
Infografis cara kerja drone Switchblade
Perusahaan SpaceX milik Elon Musk menyediakan sistem komunikasi satelit Starlink-nya ke Ukraina. Ini menciptakan hubungan yang aman antara drone komersial dan operator.
DJI kini telah berhenti memasok drone ke Rusia atau Ukraina.
Bagaimana Ukraina membayar untuk drone?
Ukraina telah meluncurkan seruan urun dana atau crowdfunding untuk membeli 200 drone militer.
"Selain drone besar seperti [Bayraktar] TB2, mereka mencari drone pengintai kecil bersayap tetap," kata Dr Watling.
Kalush Orchestra, pemenang Kontes Lagu Eurovision asal Ukraina, menjual trofinya seharga $900,000 (Rp 13,4 miliar) yang disumbangkannya ke pengadaan drone. Uang itu akan digunakan untuk membeli tiga drone PD-2 buatan Ukraina. [rsy]