WahanaNews.co | Ribuan
orang di Paris dan kota-kota lain di Prancis menggelar aksi protes atas kebijakan
wajib izin kesehatan untuk masuk ke area publik, pada Sabtu (30/7). Kebijakan
ini diumumkan pemerintah demi melawan gelombang keempat infeksi COVID-19.
Baca Juga:
COVID-19 Ngamuk di India, Kasus Melonjak Ribuan Persen dalam 3 Minggu
Dikutip dari Reuters, aksi protes tersebut membuat tiga
anggota kepolisian terluka. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin lewat akun
Twitternya mengatakan ada 19 demonstran yang ditangkap. 10 di antaranya di
Paris.
Ini merupakan akhir pekan ketiga berturut-turut masyarakat
menentang kebijakan baru penanganan COVID-19 yang dikeluarkan Presiden Emmanuel
Macron. Pemandangan ini tentu tidak biasa di saat orang-orang fokus menikmati
liburan musim panas.
Jumlah demonstran terus bertambah semenjak dimulainya
demonstrasi. Mereka meneriakkan gerakan "rompi kuning" yang dimulai
pada akhir 2018 ketika menentang pajak bahan bakar dan biaya hidup.
Baca Juga:
Korupsi Pengadaan APD: Eks Pejabat Kemenkes dan Dua Direktur Dipenjara
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan ada
204.090 orang yang berdemonstrasi di seluruh Prancis, di mana 14.250 orang di
antaranya di Paris. Jumlah ini lebih banyak 40.000 orang dibandingkan minggu
lalu.
"Kami menciptakan masyarakat yang terpisah dan saya rasa
tidak dapat dipercaya untuk melakukan ini di negara hak asasi manusia,"
kata seorang demonstran yang berprofesi sebagai guru, Anne.
"Jadi [karena itu] saya turun ke jalan; Saya tidak
pernah berdemonstrasi dalam hidup saya. Saya rasa kebebasan kita dalam
bahaya," lanjutnya.
Pengunjung yang akan pergi ke museum, bioskop, atau kolam
renang ditolak masuk jika mereka tidak bisa menunjukkan izin kesehatan dengan
menunjukkan mereka sudah divaksinasi COVID-19 atau memiliki hasil tes negatif
virus corona.
Parlemen menyetujui aturan baru minggu ini yang akan
mewajibkan vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan memperpanjang syarat izin
kesehatan kepada bar, restoran, pameran dagang, kereta, dan rumah sakit.
Sekitar 3.000 polisi ditempatkan di ibu kota dengan petugas
anti huru hara berusaha menjaga para demonstran di jalur resmi. Mereka berusaha
menghindari kejadian minggu lalu, ketika bentrokan antara polisi dan demonstran
pecah di Champs-Elysees.
Demonstran juga keluar kota lain seperti Marseille, Lyon,
Montpelier, Nantes, dan Toulouse sambil berteriak "kebebasan!" dan
"tidak untuk izin kesehatan". [qnt]