Usai serangan mematikan itu, sebuah
fakta terungkap perihal senjata maut yang digunakan untuk melancarkan serangan.
Ternyata, roket yang menghantam
Pangkalan Udara Al-Balad adalah peluncur roket Katyusha.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Roket Katyusha sendiri adalah peluncur
multiroket yang dibuat oleh Uni Soviet (Rusia) sejak era Perang Dunia II, atau
tepatnya pada 1941.
Menurut data lain yang dikutip dari Reuters, peluncur roket Katyusha masih
digunakan oleh beberapa negara hingga saat ini.
Dari beberapa negara
yang masih menggunakan roket Katyusha itu adalah Korea Utara (Korut), Republik
Rakyat China (RRC), dan Iran.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Militer Amerika Serikat sudah sangat
mengenal roket Katyusha. Khususnya di Irak, pada 19 Mei 2019 lalu, roket ini
ditembakan ke Zona Hijau di Baghdad.
Kala itu, ledakan roket berada sangat
dekat dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Kemudian, pada 4
Januari 2020, empat buah roket Katyusha kembali menghantam Baghdad. Lag-lagi,
roket jatuh di dekat Kedutaan Besar AS. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.