WahanaNews.co | Pada Senin (27/6/2022), Rusia bersumpah melakukan aksi balas dendam atas sanksi yang diberlakukan Jepang terhadap Moskow terkait invasi ke Ukraina.
Jepang bergabung dengan negara-negara Barat dalam menekan Rusia melalui paket sanksi --yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya-- dalam empat bulan sejak Rusia meluncurkan perang terhadap Ukraina.
Baca Juga:
PBB Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada Senin (27/6/2022), mengumumkan langkah-langkah baru yang diambil Tokyo terhadap Moskow.
Di antara langkah baru itu adalah memberlakukan larangan impor emas Rusia, lebih lanjut membekukan aset, serta melarang ekspor ke individu dan perusahaan-perusahaan Rusia.
Duta besar Rusia untuk Jepang mengecam langkah itu, dan menyalahkan Tokyo yang dianggapnya menghancurkan hubungan antara kedua negara.
Baca Juga:
Putin Diyakini Segera Umumkan Perang Dunia III
Sanksi-sanksi "berpandangan sempit dan merugikan Jepang sendiri, terutama bagi kalangan bisnis," kata Dubes Rusia, Mikhail Galuzin, melalui pernyataan yang dimuat di laman Facebook kedutaan Rusia.
"Tentunya, peningkatan kebijakan bermusuhan seperti itu terhadap Rusia akan menjadi pertimbangan kami dalam hal pendekatan kami pada masa depan terhadap Jepang dan tidak akan dibiarkan begitu saja," katanya, menambahkan.
Rusia sudah melancarkan pembalasan terhadap serentetan sanksi yang dikenakan Barat, termasuk dengan menerapkan larangan masuk bagi jurnalis, politisi, dan tokoh bisnis dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Sejumlah pengamat menilai, ancaman aksi balas dendam Rusia terhadap Jepang itu semakin mendekatkan kemungkinan pecahnya Perang Dunia III.
Apalagi, dalam waktu nyaris bersamaan, tepatnya Minggu (26/6/2022), perang antara Rusia dan Ukraina sendiri kembali menajam.
Ada sederet peristiwa penting, di antaranya Rusia kembali menyerang Ibu Kota Ukraina, Kyiv, setelah hampir tiga minggu.
Peristiwa itu mendorong Kanada mengerahkan dua kapal perang ke Laut Baltik dan Atlantik Utara untuk memperkuat sayap timur NATO.
Serangan Rusia ke Ibu Kota Kyiv itu menghantam sebuah bangunan rumah.
Akibat serangan ini, satu orang tewas dan empat orang mengalami luka-luka.
Termasuk seorang gadis berusia tujuh tahun yang harus dibawa ke rumah sakit.
Hal ini diungkapkan oleh Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko.
Disebutkan, tiga lantai teratas sebuah bangunan hancur.
Namun, dari pihak Rusia, serangan itu diklaim menghantam pabrik senjata, buka perumahan.
Kemenhan Rusia menegaskan, target Rusia adalah insfrastruktur militer, bukan perumahan warga sipil.
Dalam hari ke-123 ini, Kanada mengerahkan dua kapal perang ke Laut Baltik dan Atlantik Utara.
Kapal tersebut lantas bergabung dengan sepasang fregat yang sudah terlebih dulu berada di lokasi tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat sayap timur NATO dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam hari ke-123 ini pula, negara-negara G7 menggelar pertemuan di Elmau, Jerman.
Barat bermaksud untuk mempersiapkan sanksi baru demi menekan Rusia dan memperkuat pertahanan Ukraina.
Mereka setuju untuk melarang ekspor emas dari Rusia.
Dalam hal ini, Amerika Serikat meyakinkan sekutu-sekutunya kompak dan tidak akan pecah. [gun]