WahanaNews.co | Kementerian Pertahanan Rusia tengah memproses pembelian jutaan roket dan peluru artileri dari Korea Utara untuk pertempuran yang sedang berlangsung di Ukraina.
Dilansir AP, hasil ini didapat dari temuan intelijen AS yang baru diturunkan.
Baca Juga:
Tetap Tajir Meski Sedang Perang, Israel Hibahkan Rp 50 Triliun ke Intel
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penentuan intelijen, mengatakan Senin (5/9/2022) bahwa fakta Rusia beralih ke negara terisolasi Korea Utara menunjukkan bahwa “militer Rusia terus menderita kekurangan pasokan parah di Ukraina, terutama karena sanksi ekspor.”
Pejabat intelijen AS percaya bahwa Rusia dapat membeli peralatan militer tambahan Korea Utara di masa depan.
Temuan intelijen imi pertama kali dilaporkan New York Times.
Baca Juga:
Dikenal Sering Tangkap Kelompok Bersenjata, 2 Intel Pakistan Ditembak Mati di Pinggir Jalan
Pejabat AS itu tidak merinci berapa banyak persenjataan yang ingin dibeli Rusia dari Korea Utara.
Temuan itu muncul setelah pemerintahan Biden baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa militer Rusia pada Agustus menerima pengiriman drone buatan Iran untuk digunakan di medan perang di Ukraina.
Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa Rusia telah menghadapi masalah teknis dengan drone buatan Iran yang diperoleh dari Teheran pada Agustus untuk digunakan dalam perangnya dengan Ukraina.
Rusia mengambil kendaraan udara tak berawak Mohajer-6 dan Shahed-series selama beberapa hari bulan lalu sebagai bagian dari apa yang dikatakan pemerintahan Biden kemungkinan merupakan bagian dari rencana Rusia untuk memperoleh ratusan UAV Iran untuk digunakan di Ukraina.
Korea Utara juga berusaha mempererat hubungan dengan Rusia karena sebagian besar Eropa dan Barat telah menarik diri, menyalahkan Amerika Serikat atas krisis Ukraina dan mengecam “kebijakan hegemonik” Barat sebagai pembenaran tindakan militer Rusia di Ukraina untuk melindungi dirinya sendiri.
Korea Utara sendiri telah mengisyaratkan minat untuk mengirim pekerja konstruksi untuk membantu membangun kembali wilayah yang diduduki Rusia di timur negara itu.
Duta Besar Korea Utara untuk Moskwa baru-baru ini bertemu dengan utusan dari dua wilayah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbass Ukraina dan menyatakan optimisme tentang kerja sama di “bidang migrasi tenaga kerja,” mengutip pelonggaran kontrol perbatasan pandemi di negaranya.
Pada bulan Juli, Korea Utara menjadi satu-satunya negara selain Rusia dan Suriah yang mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang selanjutnya bersekutu dengan Rusia atas konflik di Ukraina. [rin]