WahanaNews.co | Rusia disebut ingin mengubah Ukraina menjadi kediktatoran yang bergantung seperti Belarusia.
Hal ini disampaikan istri peraih Hadiah Nobel Perdamaian Belarus Ales Byalyatski pada Sabtu (10/12/2022) setelah menerima hadiah atas namanya, mengucapkan kata-katanya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dilansir dari Reuters, Byalyatski dari kelompok hak asasi Rusia Memorial dan Pusat Kebebasan Sipil Ukraina memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 pada bulan Oktober, di tengah perang di Ukraina setelah invasi Rusia ke tetangganya.
Menerima penghargaan atas nama suaminya di Balai Kota Oslo, Natallia Pinchuk mengatakan Byalyatski mendedikasikan hadiah itu untuk jutaan warga Belarusia yang berdiri dan mengambil tindakan di jalanan dan online untuk membela hak-hak sipil mereka.
"Ini menyoroti situasi dramatis dan perjuangan untuk hak asasi manusia di negara ini," katanya, seraya menambahkan bahwa dia menyampaikan kata-kata suaminya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pinchuk telah bertemu suaminya sekali sejak dia dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, di penjara, di balik dinding kaca, katanya dalam konferensi pers pada hari Jumat (9/12/2022).
"Saya tahu persis Ukraina seperti apa yang cocok untuk Rusia dan Putin, yakni kediktatoran yang bergantung. Sama seperti Belarus saat ini, di mana suara orang-orang yang tertindas diabaikan dan diabaikan," kata Pinchuk pada hari Sabtu, mengutip suaminya.
Polisi keamanan Belarusia menahan Byalyatski, 60 tahun, dan lainnya pada Juli tahun lalu dalam tindakan keras terhadap penentang presiden negara itu, Alexander Lukashenko.