WahanaNews.co | Sebagian mantan anggota pasukan khusus Afghanistan yang melarikan diri ke Iran setelah Taliban mengambil alih pemerintahan di Afghanistan, kini direkrut untuk berperang membantu Rusia di Ukraina.
Mantan pasukan Afganistan itu juga membantu Iran dalam perang di Yaman, kata dua mantan pejabat senior keamanan Afghanistan kepada VOA.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Mantan panglima militer Afghanistan, Jenderal Haibatullah Alizai, mengatakan Iran memanfaatkan kerentanan mantan pasukan Afghanistan yang kini tinggal di negara itu, dengan merekrut mereka untuk memperkuat barisan pemberontak Houthi di Yaman.
“Ketika mantan anggota militer Afghanistan pergi ke biro imigrasi di Iran untuk memperpanjang visa, mereka diminta pergi ke Yaman untuk berperang mendukung Houthi,” kata Alizai.
Mantan komandan Korps Komando Tentara Nasional Afghanistan, Mohammad Farid Ahmadi, mengatakan kepada VOA, bekas pasukan khusus Afghanistan itu kini terlibat di enam wilayah kritis tetapi “dalam kelompok kecil.”
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
Keenam wilayah kritis tersebut adalah Nagorno-Karabakh, Ukraina, Yaman, Iran, Suriah dan Rusia.
Pasukan komando Afghanistan yang dilatih oleh AS dan NATO itu dianggap sebagai mantan personel militer paling berpengalaman di Afghanistan. Sebelum Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, pasukan komando memimpin sebagian besar operasi tempur yang rumit di seluruh negeri.
Kantor berita the Associated Press melaporkan, kini Rusia juga berusaha merekrut bekas pasukan khusus Afghanistan di Iran itu untuk berperang bersama militer mereka di Ukraina dengan menawarkan bayaran 1.500 dollar AS per bulan (sekitar Rp 23 juta) dan berjanji memberi perlindungan bagi mereka dan keluarganya.(VOA Indonesia)