WahanaNews.co, Jakarta - Rusia mengumumkan sistem senjata nuklir terbarunya, rudal balistik antarbenua Sarmat, kini sudah beroperasi dan mungkin dikerahkan dalam perang di Ukraina.
Rudal antarbenua terbaru yang dijuluki 'Setan II' ini diklaim mampu membawa banyak hulu ledak nuklir hingga ke target sejauh daratan utama Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Seperti dilansir CNN dan Reuters, Sabtu (2/9/2023), pengumuman itu disampaikan oleh direktur jenderal badan antariksa Rusia, Roscosmos, Yury Borisov, dalam keterangan pers yang dirilis Jumat (1/9) waktu setempat.
"Sistem kompleks strategis Sarmat telah ditempatkan dalam tugas tempur," ujar Borisov dalam pernyataannya.
Sistem rudal balistik antarbenua itu seharusnya mulai dioperasikan pada akhir tahun 2022, namun mengalami penundaan.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Rudal Sarmat akan menggantikan rudal Voevoda era Uni Soviet, yang disebut oleh NATO sebagai SS-18 'Setan', dalam aset persenjataan strategis Rusia. Sebagai penerus rudal SS-18, rudal Sarmat dijuluki oleh Barat sebagai rudal 'Setan II'.
Presiden Vladimir Putin, pada Juni lalu, menyatakan bahwa rudal Sarmat akan dikerahkan untuk tugas tempur 'segera'.
Sebelum itu, tepatnya pada April lalu, Putin mengklaim rudal Sarmat akan mampu membawa banyak hulu ledak nuklir hingga ke daratan utama AS dan akan 'membuat pihak-pihak yang berusaha mengancam Rusia berpikir ulang'.
Pada saat itu, para analis Barat menuturkan kepada CNN bahwa ancaman rudal Sarmat terhadap AS dan sekutu-sekutunya 'sangat rendah'.
Disebutkan juga pada saat itu bahwa uji coba rudal itu secara terang-terangan dimaksudkan untuk menyembunyikan kegagalan militer Rusia dalam perang di Ukraina.
Sama seperti rudal SS-18, menurut Proyek Pertahanan Rudal pada Pusat Studi Strategis dan Internasional, rudal Sarmat mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir yang ditargetkan secara independen dengan jangkauan hingga 18.000 kilometer.
Direktur Proyek Informasi Nuklir pada Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, menyamakan rudal Sarmat atau Setan II hanya sebagai 'facelift' dari rudal SS-18, meskipun dia menyatakan bahwa 'mungkin ada beberapa peningkatan di baliknya'.
"Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan antirudal modern. Hal ini tidak memiliki tandingan di dunia ini dan itu tidak akan terjadi dalam waktu yang lama," klaim Putin saat uji coba rudal Sarmat digelar tahun lalu.
"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur Angkatan Bersenjata kita, menjamin keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat pihak yang berusaha mengancam negara itu, di tengah hiruk pikuk retorika agresif, berpikir ulang," cetusnya.
[Redaktur: Sandy]