WAHANANEWS.CO, Jakarta - Impor senjata mengalami peningkatan pada tahun ini. Berasal dari berbagai negara mulai dari Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, hingga Italia.
Mengutip catatan Badan Pusat Statistik (BPS), total impor senjata militer yang termasuk kode HS 93019000, HS 93069010, dan HS 93069090 senilai US$ 65,04 juta, atau setara Rp 1,06 triliun (kurs Rp 16.424/US$) untuk periode Januari-Juli 2025.
Baca Juga:
Kasus Kepemilikan Pabrik Ekstasi di Medan, Suami Divonis Mati Istri 20 Tahun Penjara
Nilai impor senjata dengan kode HS itu naik sekitar 43,89% bila dibandingkan dengan catatan pada periode yang sama pada tahun lalu senilai US$ 45,2 juta atau setara Rp 742,39 miliar.
Untuk senjata dengan kode HS 93019000 atau senjata militer, selain revolver, pistol dan senjata yang termasuk dalam pos 9307, 930110, 930120, untuk periode Januari-Juli 2025 senilai US$ 46,83 juta dolar.
Impor senjata dengan kode HS itu mayoritas berasal dari Uni Emirat Arab senilai US$ 25,84 juta, Amerika Serikat US$ 11,58 juta, Italia US$ 7,3 juta, sedangkan lainnya US$ 2,03 juta
Baca Juga:
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2025 Meningkat
Sementara itu, untuk senjata dengan kode HS 93069010, yakni bom, granat, torpedo, ranjau, rudal dan amunisi perang sejenisnya serta bagian-bagiannya senilai US$ 17,84 juta. Berasal dari Prancis US$ 12,66 juta, Republik Cheska US$ 2,52 juta, dan Korea Selatan US$ 1,67 juta. Lainnya hanya US$ 979,82 ribu.
Senjata dengan kode HS 93069090 yaitu amunisi dan proyektil lainnya serta bagian-bagiannya, termasuk peluru dan catridge wads US$ 358,67 ribu. Terdiri dari Amerika Serikat US$ 255,09 ribu, Korea Selatan US$ 103,50 ribu, Jepang US$ 73, serta lainnya US$ 5.
[Redaktur: Alpredo Gultom]