WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam upaya memimpin transformasi global di sektor energi, Rusia mengumumkan rencananya untuk mengembangkan sistem energi nuklir pertama di dunia yang mengadopsi siklus bahan bakar tertutup.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, saat menghadiri Forum Atom Global yang digelar di Moskow, Kamis (25/9/2025) malam waktu setempat.
Baca Juga:
Pelaku Curanmor Ternyata Begal Sadis di Jelutung, Kaki Korban Harus Diamputasi
Putin menyebut bahwa pengembangan sistem ini bukan sekadar langkah teknologi biasa, melainkan sebuah lompatan revolusioner dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya di bidang nuklir.
Ia menekankan bahwa sistem ini memungkinkan penggunaan kembali hingga 95 persen bahan bakar reaktor, yang selama ini menjadi tantangan besar dalam pengelolaan energi nuklir konvensional.
“Ini adalah revolusi sesungguhnya bagi ilmuwan Rusia, artinya 95 persen bahan bakar akan digunakan lagi untuk reaktor. Siklus ini memungkinkan sepenuhnya mengatasi masalah akumulasi pembuangan radioaktif yang secara krusial dan esensial juga mengatasi masalah ketersediaan uranium,” ujar Putin.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dorong Gedung-gedung Besar Ikuti Grand Indonesia yang Pasang PLTS Atap Terbesar di Jakarta
Dengan inovasi ini, Rusia berharap dapat mengurangi secara signifikan limbah radioaktif sekaligus mengoptimalkan sumber daya uranium yang semakin terbatas.
Konsep siklus tertutup yang diusung dipercaya akan mengubah cara dunia memandang dan memanfaatkan energi nuklir.
Lebih dari sekadar proyek nasional, Putin juga menyampaikan ajakan terbuka kepada komunitas ilmiah dan para praktisi dari seluruh dunia untuk turut bergabung dan berkolaborasi dalam pengembangan teknologi ini.
Menurutnya, masa depan energi global sangat bergantung pada bagaimana negara-negara menangani kebutuhan listrik secara berkelanjutan.
“Kami mengundang para ilmuwan dari berbagai negara untuk berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi (nuklir). Ini akan mengantarkan kita ke era baru dalam energi nuklir,” ucap Putin.
Forum Atom Global ini merupakan salah satu agenda utama dalam Pekan Atom Dunia (World Atomic Week/WAW 2025) yang berlangsung mulai 25 hingga 28 September 2025.
Acara tersebut menjadi ajang pertemuan penting bagi para pemimpin negara, ilmuwan, dan pelaku industri energi dari seluruh dunia untuk mendiskusikan masa depan energi nuklir yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.
Forum ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting dunia, termasuk Pemimpin Junta Militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menunjukkan meningkatnya perhatian global terhadap potensi energi nuklir, bahkan dari negara-negara berkembang.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, juga menegaskan bahwa energi nuklir merupakan salah satu solusi paling rasional untuk kebutuhan energi bersih dan terjangkau di masa depan.
Ia menepis anggapan bahwa nuklir selalu berkaitan dengan risiko tinggi atau penyalahgunaan.
“Tidak ada risiko berbahaya penyebarluasan nuklir, keamanannya, dan juga standar tinggi memfasilitasi akses energi nuklir untuk negara-negara berkembang,” katanya.
Grossi juga memandang bahwa Pekan Atom Dunia 2025 telah menjadi momentum strategis bagi negara-negara di berbagai belahan dunia untuk menyatakan ulang komitmennya terhadap pemanfaatan energi nuklir.
Bagi Grossi, inisiatif seperti ini bukan hanya relevan, tetapi akan tercatat sebagai bagian penting dari sejarah sukses energi dunia di masa depan.
“Pekan Atom Sedunia (WAW 2025) telah membuka kesempatan bagi banyak negara menyatakan komitmennya kembali. Khususnya dalam membawa energi nuklir menjadi saksi sukses sejarah dunia di masa mendatang,” ungkapnya.
Dengan adanya kolaborasi internasional dan dorongan inovasi teknologi seperti siklus bahan bakar tertutup yang dicanangkan Rusia, dunia kini memasuki babak baru dalam pengembangan energi.
Energi nuklir, yang dulu kerap disalahpahami dan dianggap berbahaya, kini tampil sebagai kunci menuju masa depan yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]