WahanaNews.co | Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebkan banyak negara yang mengambil tindakan ekonomi terhadap negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.
Bahkan, anggota PBB sudah mengeluarkan resolusi agar Rusia mengakhiri aksinya di Ukraina.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Dan, Indonesia merupakan salah satu yang setuju degan resolusi , sementara India , China dan sejumlah negara lain memilih abstain.
Rusia pun merilis negara-negara yang dianggap tidak bersahabat.
Rusia, pada Senin (7/3/2022), menyatakan, semua kesepakatan perusahaan dengan perusahaan dan individu dari negara yang tidak bersahabat harus mendapat persetujuan dari komisi pemerintah.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Mengutip Al Jazeera, Moskow mengeluarkan daftar negara dan wilayah yang mengambil "tindakan tidak bersahabat" terhadap negara, perusahaan, dan warga Rusia, setelah sanksi ekonomi yang parah atas invasi ke Ukraina.
Daftar tersebut mengikuti keputusan Presiden Vladimir Putin pada 5 Maret 2022, yang mengizinkan pemerintah, perusahaan, dan warga Rusia untuk sementara membayar utang mata uang asing kepada kreditur luar negeri dari "negara-negara yang tidak bersahabat" dalam rubel.
Menurut pernyataan Pemerintah Rusia, berikut daftar negara yang tidak bersahabat:
Albania, Amerika Serikat, Andorra, Australia, Inggris Raya (termasuk Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, dan Gibraltar), Islandia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Liechtenstein, Makedonia Utara, Mikronesia, Monako, dan Montenegro.
Negara-negara anggota Uni Eropa pun masuk dalam daftar tersebut, yakni Norwegia, San Marino, Selandia Baru, Singapura, Swiss, Taiwan, Ukraina.
Untuk melakukan pembayaran tersebut, Pemerintah Rusia mengatakan, debitur harus membuka jenis khusus rekening rubel dengan bank Rusia.
Kemudian, mentransfer rubel setara dengan jumlah mata uang asing yang terutang, menurut nilai tukar resmi bank sentral pada hari pembayaran.
Pengaturan sementara untuk membayar utang luar negeri ini berlaku untuk pembayaran yang melebihi 10 juta rubel atau sekitar US$ 76.000 per bulan.
Invasi Rusia ke Ukraina mendapat respons kemarahan dari komunitas internasional, dengan Uni Eropa, Inggris, dan AS, antara lain, memberlakukan berbagai sanksi ekonomi atas Moskow. [gun]