WahanaNews.co | Sekitar 11 orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di Ukraina pada Kamis (26/1). Juru bicara Layanan Darurat Negara Ukraina mengumumkan jumlah korban jiwa itu dan menyatakan 11 orang lainnya luka-luka.
Oleksandr Khorunzhyi, sang juru bicara, juga mengatakan serangan tersebut mencakup 11 wilayah dan merusak 35 bangunan.
Baca Juga:
Akhiri Perang Presiden Ukraina Zelensky Bakal Ajukan Damai dengan Rusia
Seperti diberitakan AFP pada Kamis (26/1), serangan yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina terjadi sekitar satu hari setelah Jerman dan AS menjanjikan tank berat untuk Kyiv.
Serangan itu juga terjadi setelah Moskow mengatakan pengiriman tank adalah bentuk keterlibatan langsung negara-negara tersebut dalam konflik.
Sejak Oktober 2022, Rusia telah melancarkan serangan rutin terhadap infrastruktur energi di seluruh Ukraina, dengan suhu saat ini mendekati nol derajat Celcius (32 derajat Fahrenheit).
Baca Juga:
Diberondong Peluru, PM Slovakia Berstatus 'Warga' NATO tapi Akrab dengan Rusia
Menteri Energi Ukraina German Galushchenko menuduh Rusia berusaha "menciptakan kegagalan sistemik dalam sistem energi Ukraina."
Galushchenko mengatakan situasi sangat sulit di wilayah Odessa dan Vinnytsia akibat serangan tersebut.
Kondisi tersebut dikonfirmasi DTEK selaku penyedia energi yang mengatakan Odessa masih mengalami kondisi listrik darurat, meski Kyiv mulai stabil pada sore hari.