WahanaNews.co | Alibaba Group, perusahaan milik miliarder Jack Ma, mencatat kerugian pada kuartal keempat di akhir Maret 2021.
Kerugian yang diderita Alibaba ini
untuk pertama kalinya sejak perusahaan milik Jack Ma itu go public pada 2014.
Baca Juga:
Roy Suryo Sebut Server Sirekap Terhubung ke Alibaba Singapura, KPU Buka Suara
Kerugian raksasa e-commerce tersebut akibat denda antimonopoli oleh pemerintah
China.
Raksasa e-commerce China itu mencatat kerugian operasional sebesar 7,7
miliar yuan atau sekitar Rp 17 triliun pada kuartal keempat yang
berakhir Maret 2021 lalu.
Akibat rugi operasional, rugi bersih
perusahaan tercatat senilai 5,47 miliar yuan atau sekitar Rp 12,06
triliun dalam tiga bulan yang berakhir Maret 2021.
Baca Juga:
Jack Ma Dikabarkan Tunda Penjualan Saham Alibaba Senilan Ratusan Juta Dollar
Rugi itu terjadi setelah perusahaan
mendapat denda senilai 18,2 miliar yuan atau sekitar Rp 40,1
triliun karena terlibat dalam praktik monopoli.
Seperti dilansir Forbes, Jakarta, Minggu (16/5/2021), meski mencatat rugi, namun
pendapatan perusahaan meningkat.
Alibaba melaporkan pendapatan
operasional naik 48 persen secara year to
year (yoy) menjadi 10,6 miliar yuan sebelum denda.
Sementara pendapatan keseluruhan
sebesar 187,4 miliar yuan pada kuartal keempat atau naik 64 persen secara yoy.
"Selama tahun fiskal terakhir,
kami telah melewati berbagai macam tantangan, termasuk pandemi Covid-19,
kompetisi ketat, dan penyelidikan antimonopoli serta keputusan hukum oleh
pemerintah China," kata CEO Alibaba Group, Daniel
Zhang.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa
cara terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut adalah tetap fokus pada masa
depan dan melakukan investasi jangka panjang.
Sementara itu, saham Alibaba turun 4
persen di Hong Kong pada Jumat (14/5/2021), anjlok hampir 33 persen dari posisi
tertinggi di Oktober 2020.
Sedangkan di New York, saham
perusahaan susut 6,3 persen, merosot 35 persen dari level tertinggi pada bulan
yang sama tahun lalu.
Saham Alibaba berada di bawah tekanan
sejak pendirinya Jack Ma mengecam pemerintah China dalam pidatonya di forum
keuangan pada Oktober 2020.
Pihak berwenang dengan cepat melakukan
tindakan terhadap raksasa e-commerce
itu, termasuk penangguhan secara mendadak penawaran umum perdana saham (IPO)
anak usaha Alibaba Group, Ant Group, senilai 35 miliar dolar AS.
Ant menyumbang 7,2 miliar yuan
terhadap pendapatan Alibaba dalam tiga bulan yang berakhir Maret.
Unit fintech ini membukukan laba 21,8 miliar yuan secara kuartalan yang
berakhir Desember, naik 49,7 persen dari kuartal sebelumnya.
Pada April lalu, Bank Sentral China
menyatakan bahwa Ant Group harus melakukan restrukturisasi bisnis sebagai
perusahaan induk keuangan.
Artinya, mereka harus tunduk pada
peraturan yang lebih ketat. [dhn]