WahanaNews.co | Distributor gas Uniper akan menerima hingga 15 miliar euro atau setara dengan US$15,3 miliar dari pemerintah setelah pemotongan pasokan energi Rusia selama berbulan-bulan dan lonjakan harga pasar spot yang membuat kondisi perusahaan terpuruk.
Jerman memberikan dana talangan senilai 15 miliar Euro demi menyelamatkan Uniper, importir gas terbesar di negara itu, dari krisis akibat pasokan.
Baca Juga:
Thomas Muller Resmi Pensiun dari Tim Nasional Jerman Setelah 14 Tahun Berkarier
Dalam kesepakatan penyelamatan, pemerintah telah berkomitmen untuk menyediakan 7,7 miliar euro atau setara US$7,8 miliar untuk menutupi potensi kerugian di masa depan. Sementara Bank KfW yang dikelola negara akan meningkatkan fasilitas kreditnya saat ini sebesar 7 miliar euro atau US$7,1 miliar.
Mengutip CNN Business, Jumat (22/7), pemerintah juga akan membeli 30 persen saham Uniper. Sementara perusahaan induknya, Fortum akan mengurangi kepemilikan sahamnya dari 80 persen menjadi 56 persen.
"Realitas geopolitik baru telah mengguncang sistem energi Eropa hingga ke intinya, dan ini menentukan kerangka kerja baru bagi perusahaan energi Eropa," kata CEO Fortum Markus Rauramo dalam siaran persnya.
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
Rauramo mengatakan bahwa diperlukan kerja lebih lanjut untuk membuat industri gas berkelanjutan.
Menurut data Intercontinental Exchange, harga patokan energi telah naik 89 persen sejak perang Rusia-Ukraina dimulai pada akhir Februari lalu. Kanselir Jerman Olaf Scholz kemudian mengumumkan bahwa Uniper dalam masalah besar akibat kondisi itu.
"Uniper sangat penting untuk pembangunan ekonomi negara kita, untuk pasokan energi warga negara, tetapi juga untuk banyak perusahaan," tambahnya.