WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan bersenjata kembali membara di Asia Selatan. Setelah sekian lama konflik India-Pakistan mereda ke permukaan, kini bara lama kembali menyala dengan ledakan-ledakan baru.
Serangan berdarah di kawasan wisata Pahalgam yang menewaskan 26 turis menjadi pemantik babak terbaru dalam rivalitas dua negara bertetangga yang telah berkonflik sejak era kemerdekaan.
Baca Juga:
Digadang-gadang Jadi Pesawat Paling Efisien, Dreamliner Air India Justru Alami Tragedi Maut
Pemerintah India pun merespons dengan serangan militer terarah yang menyasar titik-titik strategis di wilayah yang dikuasai Pakistan.
India secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan rudal ke sejumlah lokasi di wilayah Pakistan, termasuk di area sensitif Kashmir yang dikuasai Islamabad.
Langkah ini disebut sebagai balasan atas serangan teror di Pahalgam, yang menurut militer India dirancang dan dikomandoi dari dalam wilayah Pakistan.
Baca Juga:
Detik-detik Maut, Pesawat Air India Jatuh 5 Menit Setelah Lepas Landas
Dalam pernyataan resminya yang dirilis Rabu dini hari (7/5/2025), militer India menyatakan bahwa operasi tersebut menyasar "infrastruktur teroris di Pakistan dan wilayah Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan", dengan penegasan bahwa tempat-tempat itu diyakini menjadi pusat perencanaan aksi teror terhadap India.
“Tindakan kami bersifat fokus, terkendali, dan tidak ditujukan untuk memperluas konflik. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran. India menunjukkan sikap penahanan diri yang tinggi dalam memilih target dan cara pelaksanaan serangan,” ungkap pernyataan pemerintah India.
Namun dampaknya tetap mematikan. Militer Pakistan melaporkan bahwa serangan India menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 12 lainnya.
Salah satu rudal dilaporkan menghantam sebuah masjid di Bahawalpur, Punjab, menewaskan seorang anak dan mencederai dua warga sipil.
Laporan AFP bahkan menyebutkan bahwa korban jiwa di pihak sipil meningkat menjadi delapan orang.
Rudal-rudal India menghujani berbagai lokasi strategis di Kashmir yang dikuasai Pakistan dan juga wilayah timur Punjab, menciptakan gelombang kecaman di berbagai penjuru negeri.
Kamal Hyder, jurnalis Al Jazeera yang berada di Islamabad, melaporkan bahwa kota Muzaffarabad dan Kotli di wilayah Kashmir Pakistan menjadi sasaran utama dalam serangan dini hari tersebut.
Juru bicara militer Pakistan yang diwawancarai oleh stasiun TV Geo menyatakan bahwa sedikitnya lima lokasi, termasuk dua masjid, terkena dampak langsung dari serangan India.
Ia juga menyebutkan bahwa respons militer Pakistan sedang berlangsung, namun belum memberikan detail lanjutan.
Kelima titik yang disasar India mencakup ibu kota Kashmir Pakistan, Muzaffarabad; serta Kotli dan Bagh di Kashmir bagian Pakistan. Dua lokasi lainnya berada di Provinsi Punjab: Bahawalpur dan Muridke.
Tak lama setelah rudal pertama menghantam, situasi di sepanjang perbatasan Kashmir yang disengketakan langsung memanas.
Laporan Reuters menyebutkan bahwa pasukan dari kedua negara terlibat dalam baku tembak artileri dan senjata berat di setidaknya tiga titik berbeda.
Pengamat militer dari Pusat Studi Pertahanan Asia Selatan, Brigadir Purnawirawan Ravi Malhotra, menilai bahwa situasi ini merupakan eskalasi terburuk sejak insiden Balakot pada 2019.
“Meski India menyatakan serangannya terfokus pada sasaran non-militer, kenyataannya korban sipil jatuh dan fasilitas keagamaan turut rusak. Ini bisa menjadi titik balik yang berbahaya jika tidak segera diredam melalui jalur diplomasi,” ujar Malhotra.
Sementara itu, para analis politik menyebut bahwa aksi saling serang ini bisa memicu tekanan internasional terhadap kedua negara nuklir tersebut, terutama jika konflik terus membesar dan meluas ke wilayah-wilayah lain.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]