WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza, taktik perlawanan Palestina kembali mengguncang Israel.
Di tengah dominasi teknologi dan kekuatan militer, seorang pejuang perlawanan menunjukkan keberanian luar biasa dengan mendekati kendaraan tempur milik Israel, lalu meledakkannya dari jarak dekat.
Baca Juga:
Debut Rudal Kheibar Shekan, Iran Hujani Israel dengan Rudal Balistik Multihulu Ledak
Kejadian ini menandai salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Zionis dalam beberapa pekan terakhir.
Seorang pejuang Palestina berhasil menewaskan tujuh tentara Israel yang berada di dalam kendaraan militer lapis baja.
Meski kendaraan itu dilindungi oleh perlindungan anti-serangan, keberanian dan taktik gerilya dari pihak perlawanan membalik keadaan.
Baca Juga:
Setiap Serangan Iran Bikin Israel Rugi Rp 3,2 Triliun Per Hari, Ekonomi Semakin Terpuruk
Menurut laporan, pejuang Gaza mendekati kendaraan tempur milik pasukan teknik Israel dan berhasil memasukkan alat peledak ke dalamnya.
Tak lama setelah itu, ledakan besar terjadi, membakar seluruh isi kendaraan dan menewaskan semua tentara di dalamnya.
Aksi ini terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial X, menggambarkan detik-detik penyergapan dramatis tersebut.
Media Ibrani mengungkap rincian serangan yang terjadi di Khan Yunis, Gaza selatan. Tujuh tentara terbakar hidup-hidup dalam kendaraan pengangkut personel setelah terkena ledakan dari bahan peledak yang diklaim dipasang oleh sayap militer Hamas, Brigade Qassam.
“Tepat pukul 17.30 kemarin, laporan pertama masuk tentang kebakaran yang terjadi di kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) jenis POM, milik pasukan teknik.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa seorang militan mendekati APC dan memasang alat peledak di dalamnya.
Alat itu meledak, menyebabkan seluruh kendaraan terbakar,” kata wartawan Israel sekaligus koresponden radio militer Doron Kadosh pada 25 Juni.
Tim pemadam militer segera dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api. Bahkan buldoser D-9 didatangkan untuk menimbun kendaraan dengan pasir. Namun, semua upaya tersebut gagal.
Karena api terus menyala, pasukan penyelamat akhirnya menderek kendaraan itu menuju wilayah Israel. Api baru berhasil dipadamkan setelah kendaraan mencapai wilayah mereka, namun saat itu semuanya telah terlambat.
“Tidak ada satu pun pejuang yang selamat. Tidak ada yang tersisa untuk diselamatkan dari reruntuhan. Ketujuh tentara itu tewas,” lanjut Kadosh.
Ia menambahkan bahwa butuh waktu berjam-jam bagi tim medis untuk mengidentifikasi jenazah ketujuh korban.
Brigade Qassam mengonfirmasi operasi tersebut dalam pernyataan yang dirilis pada 25 Juni.
“Dalam penyergapan yang rumit, pejuang Qassam berhasil menghancurkan sebuah kendaraan pengangkut personel Zionis kemarin sore, Selasa, dengan alat peledak Shuath yang ditempatkan di dalam [kendaraan] dan menyebabkan terbakarnya kendaraan dan awaknya secara menyeluruh,” ungkap mereka.
Tak berhenti di situ, Qassam menyebutkan bahwa pejuang mereka juga menargetkan kendaraan tempur Israel lainnya di dekat Masjid Ali bin Abi Talib di daerah Ma'an, Khan Yunis.
“Para pejuang kami memantau pendaratan helikopter untuk evakuasi, yang berlangsung selama beberapa jam,” tambah pernyataan itu.
Pada Rabu pagi, militer Israel merilis nama-nama tujuh prajurit yang gugur dalam insiden tersebut.
“Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih mereka, dan saya turut merasakan kesedihan yang tak tertahankan di masa sulit ini,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya.
Perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Meski Israel mengklaim ingin menghancurkan Hamas secara total, kenyataannya kelompok perlawanan justru terus melakukan serangan balik yang mematikan.
Hingga kini, diperkirakan sekitar 20.000 pejuang dari berbagai kelompok perlawanan Palestina, termasuk Brigade Quds dari Jihad Islam Palestina (PIJ), masih aktif dan bertempur di berbagai lini. Beberapa di antaranya adalah perwira senior yang tetap tak tersentuh oleh operasi militer Israel.
Perlawanan di Gaza belum padam. Dan selama semangat perlawanan itu menyala, serangan-serangan kejutan seperti ini tampaknya masih akan terus terjadi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]