WAHANANEWS.CO, Jakarta – Mantan Ketua MPR ke-15 yang saat ini adalah Anggota DPR Bambang “Bamsoet” Soesatyo beri tanggapan, bahwa Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Selasa, 23 September 2025 merupakan manifestasi tekad bangsa Indonesia untuk berdiri sejajar dengan kekuatan dunia.
“Dengan kehadiran Presiden Prabowo di Majelis PBB bukan sekadar menjadi penonton. Namun, Presiden Prabowo menegaskan sikap moral bangsa Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel, sekaligus menawarkan gagasan dan kapasitas nyata yang menggambarkan visi global baru Indonesia,” ujar Bamsoet saat memberikan kuliah Pascasarjana (S2) Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan (Unhan), secara daring, di Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Baca Juga:
Waketum KADIN Indonesia Bamsoet Dorong Optimalisasi APBN Untuk Program Peningkatan Daya Beli dan Ciptakan Lapangan Kerja
Dosen tetap Pascasarjana Unhan, Universitas Borobudur, dan Universitas Jayabaya Bambang Soesatyo ini mengapresiasi serta mendukung penuh pidato Presiden RI Prabowo Subianto dalam SU PBB tersebut.
“Presiden Prabowo berbicara dengan keberanian dan sikap tegas, namun tetap rasional. Beliau memperjuangkan hak Palestina melalui solusi dua negara, menawarkan kontribusi pasukan perdamaian, sekaligus menunjukkan keseriusan Indonesia menghadapi tantangan iklim dan pangan. Ini bukan sekadar retorika, tetapi visi yang menyatukan moralitas dan kapasitas nyata,”
Dilanjutkan mantan Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini memaparkan, dalam forum yang disaksikan ratusan kepala negara, Presiden Prabowo menegaskan bahwa solusi dua negara ‘two-state solution’ adalah satu-satunya jalan damai untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Palestina harus merdeka, dan di saat yang sama Israel harus diakui serta dijamin keamanannya.
Baca Juga:
Bamsoet: Kepemimpinan Generasi Muda Menentukan Daya Tahan Indonesia di Era Disrupsi Teknologi dan Geopolitik
“Ini langkah diplomasi yang cerdas. Menegaskan posisi Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang tetap memegang prinsip keadilan, namun tidak menutup pintu dialog. Dengan posisi ini, Indonesia bisa menjadi jembatan antara dunia Arab, Barat, dan PBB untuk mencari perdamaian abadi,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menjelaskan, Presiden Prabowo juga membuat gebrakan dengan menyatakan kesiapan Indonesia mengirim 20.000 pasukan penjaga perdamaian di zona perbatasan Gaza-Israel. Tawaran tersebut merupakan simbol kepercayaan diri Indonesia. Jika rencana itu berhasil diwujudkan, Indonesia akan mencatat sejarah sebagai salah satu penyumbang terbesar pasukan perdamaian dunia.
“Kita punya sejarah panjang kontribusi pada operasi perdamaian PBB. Ribuan personel Garuda Contingent telah bertugas sejak era 1950-an. Tetapi untuk skala 20.000 pasukan, ini akan menjadi lompatan besar bagi Indonesia," jelas Bamsoet.