Selain itu, seluruh penduduk Jalur Gaza, yang berjumlah hampir 2,3 juta orang, menghadapi kekurangan air yang parah dan mendesak, yang menimbulkan konsekuensi serius bagi anak-anak, kata UNICEF.
UNICEF menyebutkan, sebagian besar sistem air terkena dampak parah atau tidak dapat beroperasi karena kombinasi beberapa faktor, termasuk kekurangan bahan bakar dan kerusakan pada infrastruktur produksi, pengolahan, dan distribusi yang penting.
Baca Juga:
Pemkot Pekalongan dan UNICEF Gencarkan Tiga Program Hak Anak
sekarang, kapasitas produksi air hanya lima persen dari produksi harian biasanya.
UNICEF tak henti-hentinya mengimbau semua pihak untuk melakukan gencatan senjata, mengizinkan akses kemanusiaan dan membebaskan semua sandera.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, sekarang ini tak sedikit banyak orang yang terluka terbaring di tanah tanpa intervensi medis sama sekali, sedangkan yang lainnya harus menunggu hingga berhari-hari untuk dioperasi, lantaran karena begitu banyaknya pasien dalam status kritis.
Baca Juga:
Salah Satu dari 17 Kontainer Bantuan UNICEF Dijarah di Haiti
"Situasi di Jalur Gaza semakin menodai hati nurani kita. Tingkat kematian dan cedera pada anak-anak terus meningkat," kata Khodr.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.