WahanaNews.co | Salat Tarawih yang biasa dilaksanakan umat Islam setiap malamnya selama bulan Ramadan kembali dilaksanakan untuk pertama kalinya di Masjid Hagia Sophia, Istanbul, Turki sejak 88 tahun silam.
Hagia Sophia kembali berfungsi sebagai masjid pada 2020 lalu.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
“Alhamdulillah. Untuk pertama kalinya dalam 88 tahun, masjid... akan menyambut orang-orang beriman untuk salat Tarawih Ramadan ini," kata Ali Erbas kepala Diyanet, badan keagamaan Turki, dikutip dari AFP, Minggu (3/4).
"Insyaallah momen indah ini akan saya saksikan dengan memimpin salat tarawih pertama," imbuhnya.
Diyanet menyebut salat mulai dilaksanakan di Hagia Sophia pada Jumat, Sabtu dan Minggu selama bulan suci Ramadan, mulai pekan ini.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Meski bangunan ikonik yang sebelumnya digunakan sebagai museum ini diubah menjadi masjid pada 2020, pandemi virus corona membuat salat tidak bisa dilaksanakan di sana.
Ini bukan kali pertama gedung tersebut berubah peruntukannya.
Bangunan ini pertama kali dibangun sebagai katedral Kristen antara tahun 532 dan 537 M di bawah Kaisar Justinian I dan dianggap sebagai struktur Bizantium yang paling penting.
Setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada 1453, bangunan itu diubah menjadi masjid. Kemudian bangunan itu dibuka sebagai museum pada 1935.
Hagia Sophia telah masuk ke daftar situs warisan dunia UNESCO sejak 1985.
Pada Juni 2020, pihak berwenang Turki mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, sebuah langkah yang memicu gelombang kritik internasional.
Tahun lalu, Komite Warisan Dunia dari badan kebudayaan PBB, UNESCO, meminta Turki untuk menyerahkan laporan tentang status konservasi Hagia Sophia, yang mengungkapkan "keprihatinan besar" atas konsekuensi konversinya menjadi masjid.
Turki dengan cepat menolak kritik badan tersebut terhadap konversi katedral Istanbul yang berubah menjadi museum lalu menjadi masjid sebagai "bias dan politis". [non]