WahanaNews.co | Pemerintah Kota Shanghai, China, memberlakukan penguncian atau lockdown dua tahap pada Senin (28/3/2022).
Pemerintah menutup jembatan dan terowongan, serta membatasi lalu lintas jalan raya dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus Covid-19 secara lokal.
Baca Juga:
Kuburan Mobil Listrik di China Jadi Misteri
Penguncian diumumkan oleh pemerintah Kota Shanghai pada Ahad (27/3/2022).
Biro Keamanan Publik Shanghai akan menutup jembatan dan terowongan lintas sungai, serta gardu tol yang terkonsentrasi di distrik timur kota hingga 1 April.
Sementara, area di sebelah barat Sungai Huangpu juga diberlakukan pembatasan serupa pada 1-5 April.
Baca Juga:
China Dipanggang Suhu Panas Ekstrem Capai 39,4 Derajat Celsius
Biro Keamanan Publik Shanghai mengatakan, kendali lalu lintas akan diterapkan di jalan raya masuk dan keluar kota.
Biro tersebut mengharuskan orang yang meninggalkan Shanghai untuk menunjukkan bukti hasil negatif dari tes asam nukleat yang diambil dalam waktu 48 jam.
Pemerintah menangguhkan transportasi umum, termasuk layanan ride-hailing, di daerah-daerah yang diberlakukan lockdown.
Pihak berwenang juga memerintahkan penangguhan pekerjaan di perusahaan dan pabrik, dengan pengecualian perusahaan yang menawarkan layanan publik atau memasok makanan.
Produsen mobil Amerika Serikat (AS), Tesla, menangguhkan produksi di pabrik Shanghai selama empat hari.
Namun Tesla belum menanggapi permintaan komentar.
Shanghai pada Ahad (27/3/2022), mencatat rekor 3.450 kasus Covid-19 bergejala atau terhitung hampir 70 persen dari total nasional.
Lonjakan kasus Covid-19 di Cina telah menambah tekanan pada negara tersebut, dan kemungkinan semakin menurunkan belanja konsumen.
Komisi Kesehatan Nasional Cina pada Senin melaporkan 5.134 kasus tanpa gejala baru, dan 1.219 infeksi lokal yang dikonfirmasi hingga Ahad (27/3/2022).
Analis ekonomi di Nomura merevisi pertumbuhan ekonomi PDB Cina karena situasi Covid-19 yang memburuk.
Analis tersebut memperkirakan pertumbuhan PDB yoy (year on year) Cina pada kuarter dua, kuarter tiga, dan kuarter empat turun menjadi masing-masing 3,4 persen, 4,8 persen, dan 4,9 persen.
Sebelumnya para analis memprediksi pertumbuhan PDB Cina pada kuarter dua, kuarter tiga, dan kuarter empat masing-masing mencapai 3,8 persen, 5,1 persen, dan 5,1 persen.
"Tetapi kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB 2022 sebesar 4,3 persen. Karena transmisibilitas Omicron yang tinggi dan penguatan (strategi nol-Covid-19), pasar perlu secara khusus khawatir tentang penurunan pertumbuhan di kuarter kedua," ujar para analis. [gun]