WahanaNews.co | Jepang memberikan sinyal hendak menggunakan kembali pembangkit nuklir yang menganggur, dan melihat pengembangan reaktor generasi berikutnya.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada hari Rabu (24 Agustus), akan menetapkan perubahan kebijakan besar pada energi nuklir satu dekade setelah bencana Fukushima.
Baca Juga:
Airlangga Hartarto: Indonesia Pelajari Program Makan Siang Gratis dari Jepang
Komentar dari Kishida yang juga mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang umur reaktor yang ada menyoroti bagaimana krisis Ukraina dan melonjaknya biaya energi telah memaksa perubahan opini publik dan pemikiran ulang kebijakan terhadap tenaga nuklir.
Jepang telah membuat sebagian besar pembangkit nuklirnya menganggur dalam satu dekade sejak gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011 memicu bencana nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.
Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menginstruksikan para pejabat untuk membuat langkah-langkah konkret pada akhir tahun, termasuk mendapatkan pemahaman publik tentang energi berkelanjutan dan tenaga nuklir.
Baca Juga:
Pemko Medan Apresiasi Bantuan Mesin Pengolah Sampah dari Pemerintah Jepang
Pejabat pemerintah bertemu pada hari Rabu untuk menuntaskan rencana untuk apa yang disebut "transformasi hijau" yang bertujuan memperlengkapi kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia itu untuk memenuhi tujuan lingkungan.
Energi nuklir, yang sangat ditentang oleh publik setelah krisis Fukushima, kini dilihat oleh beberapa pihak di pemerintahan sebagai komponen untuk transformasi hijau tersebut.
Opini publik juga telah bergeser, karena harga bahan bakar telah meningkat dan awal musim panas yang panas mendorong seruan untuk penghematan energi.