WahanaNews.co, New York - Pekan lalu, Ghana mengumumkan bahwa negara tersebut mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu membayar utangnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Kondisi ini telah mendorong Ghana untuk meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Baca Juga:
Ghana Dinyatakan Bangkrut, Ini 24 Negara yang Terancam Menyusul
Menurut laporan yang diterbitkan oleh The New York Times, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Nana Akufo-Addo "terpaksa menyetujui pinjaman sebesar US$ 3 miliar dari lembaga tersebut karena tidak ada pilihan lain."
Krisis keuangan ini telah berdampak luas, dengan banyak kontraktor yang terpaksa memberhentikan pekerjaan mereka di Ghana. Hal ini semakin memperparah masalah pengangguran di negara tersebut.
Menurut Emmanuel Cherry, kepala eksekutif dari sebuah asosiasi perusahaan konstruksi di Ghana, pemerintah telah menunggak pembayaran sekitar 15 miliar cedi atau sekitar US$ 1,3 miliar kepada kontraktor-kontraktor tersebut.
Baca Juga:
Ayew Gagal Penalti di Ghana vs Uruguay, Putrinya Langsung Pingsan
Selain itu, pemerintah Ghana juga memiliki utang sebesar US$ 1,58 miliar kepada produsen listrik independen, yang dapat mengancam pemadaman listrik bagi penduduk.
"Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini merupakan kali ke-17 Ghana terpaksa meminta bantuan dana tersebut sejak negara tersebut merdeka pada tahun 1957," tulis laporan NYT dikutip dari Business Insider Africa, Rabu (28/9/2023).
"Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, serta harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi," tambahnya.
Pada tahun 2022, Sri Lanka juga menghadapi kebangkrutan. Krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya menyebabkan protes besar di negara kepulauan tersebut.
Tegangan mencapai puncaknya pada bulan Juli 2022 ketika massa menyerbu kediaman presiden. Pada saat itu, Gotabaya Rajapaksa akhirnya melarikan diri dari negara tersebut dan mengundurkan diri.
Menurut laporan Crisis Response Group PBB pada awal tahun ini, setidaknya ada sembilan negara lain yang memiliki potensi mengalami nasib serupa. Beberapa di antaranya adalah Afghanistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki, dan Zimbabwe.
Selain itu, dalam survei yang dilakukan oleh lembaga riset ekonomi, Visual Capitalist, pada akhir tahun lalu, disebutkan bahwa 25 negara memiliki potensi untuk mengalami kebangkrutan. Ghana termasuk salah satunya.
Negara-negara yang terancam kebangkrutan tersebut dinilai berdasarkan empat metrik pengukuran, yaitu hasil imbalan obligasi pemerintah, indeks credit default swap (CDS) selama 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), dan utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Berikut daftar 24 negara lainnya yang terancam bangkrut.
1. El Salvador
2. Tunisia
3. Pakistan
4. Mesir
5. Kenya
6. Argentina
7. Ukraina
8. Bahrain
9. Namibia
10. Brasil
11. Angola
12. Senegal
13. Rwanda
14. Afrika Selatan
15. Costa Rika
16. Gabon
17. Maroko
18. Ekuador
19. Turki
20. Republik Dominika
21. Ethiopia
22. Colombia
23. Nigeria
24. Meksiko
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]