WahanaNews.co | Swedia akan memulai pembicaraan diplomatik dengan Turki untuk mengatasi keberatan Ankara terhadap rencana Stockholm untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Menteri Pertahanan Peter Hultqvist.
"Kami akan mengirim sekelompok diplomat untuk mengadakan diskusi dan berdialog dengan Turki sehingga kami dapat melihat bagaimana ini dapat diselesaikan dan tentang apa sebenarnya ini," kata Hultqvist kepada penyiar layanan publik SVT.
Baca Juga:
Turki Bekuk 34 Mata-mata Israel yang Incar Warga Palestina
Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia mengakhiri penentangan mereka selama 73 tahun untuk bergabung dengan NATO dan berharap bisa segera mendapat akses untuk meninggalkan dekade non blok militer setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
"Eropa, Swedia, dan rakyat Swedia sekarang hidup dalam realitas baru dan berbahaya," kata Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson, dalam debat di parlemen.
Andersson dan beberapa pemimpin partai lainnya mengatakan Swedia tidak menginginkan pangkalan militer NATO atau senjata nuklir di wilayahnya.
Baca Juga:
Erdogan Rencanakan Pembicaraan dengan Putin untuk Pulihkan Perjanjian Laut Hitam
Pemerintah akan mengambil keputusan resmi untuk diterapkan di kemudian hari dan dapat melakukannya tanpa pemungutan suara di parlemen.
Finlandia pada Minggu (15/5/2022) mengonfirmasi akan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO.
Namun, Turki mengejutkan para anggota NATO lainnya dengan mengatakan tidak akan memandang positif permohonan dari Finlandia dan Swedia.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, beralasan, "negara-negara Skandinavia adalah penginapan bagi organisasi teroris".
Turki mengatakan ingin negara-negara Nordik menghentikan dukungan untuk kelompok militan Kurdi yang ada di wilayah mereka, dan mencabut larangan penjualan beberapa senjata ke Turki.
NATO dan Amerika Serikat mengatakan mereka yakin Turki tidak akan menahan keanggotaan Finlandia dan Swedia.
Setiap keputusan tentang perluasan NATO memerlukan persetujuan dari 30 anggota aliansi dan parlemen mereka, tetapi para diplomat mengatakan Erdogan akan berada di bawah tekanan untuk menyerah karena Finlandia dan Swedia akan sangat memperkuat NATO di Laut Baltik.
“Saya yakin bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki dengan cara yang tidak menunda keanggotaan,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Minggu.
Debat parlemen, sebuah formalitas karena sudah ada mayoritas luas di balik sebuah aplikasi, juga memberi kesempatan bagi kedua pihak yang menentang lamaran keanggotaan NATO untuk menyuarakan keprihatinan mereka.
"Keputusan untuk bergabung dengan aliansi bersenjata nuklir dengan rezim otoriter dibuat tanpa masukan dari pemilih. Ada cara lain untuk menjaga Swedia tetap aman," kata pemimpin Partai Kiri, Nooshi Dadgostar. [gun]