WahanaNews.co | Taiwan mengungkapkan tak akan cari gara-gara dengan memerangi China, namun akan mempertahankan diri sepenuhnya. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng, Kamis (14/10/2021).
Pernyataan Chiu muncul di tengah lonjakan ketegangan di Selat Taiwan yang telah menimbulkan kekhawatiran internasional.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
Taiwan, produsen semikonduktor utama, telah berulang kali mengatakan akan membela diri jika diserang. Namun, Taipei menyatakan tidak akan maju dengan gegabah dan ingin mempertahankan status quo dengan China.
"Yang paling jelas adalah bahwa Republik China sama sekali tidak akan memulai atau memicu perang, tetapi jika ada gerakan, kami akan menghadapi musuh sepenuhnya," kata Chiu dalam rapat komite Parlemen, menggunakan nama resmi Taiwan.
Chiu pada pekan lalu mengatakan ketegangan militer dengan China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya, adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
Dia menambahkan bahwa China akan mampu melakukan invasi “skala penuh” pada tahun 2025.
Dia berbicara setelah China melakukan empat hari berturut-turut serangan Angkatan Udara massal ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan yang dimulai pada 1 Oktober, bagian dari pola yang dilihat Taipei sebagai peningkatan pelecehan militer oleh Beijing.
Tidak ada tembakan yang dilepaskan dan pesawat China berada jauh dari wilayah udara Taiwan, memusatkan aktivitas mereka di sudut barat daya zona pertahanan udara pulau tersebut.
Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam sebuah laporan kepada Parlemen menjelang penampilan Chiu di hadapan anggota Parlemen, memperingatkan China tentang tindakan balasan yang kuat jika pasukannya terlalu dekat dengan pulau itu.
Chiu setuju dengan penilaian dari seorang anggota Parlemen bahwa kemampuan China dibatasi oleh kapasitas pengisian bahan bakar di udara yang terbatas, yang berarti hanya memiliki pesawat pengebom H-6 dan pesawat anti-kapal selam dan pengintai Y-8 yang terbang ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina.
Kementerian tersebut mengatakan jet-jet tempur China terus lebih dekat ke pantai. Data itu berdasarkan peta aktivitas pesawat tempur China yang dipantau Kementerian Pertahanan Taiwan.
“Tujuan mereka di satu sisi untuk menekan Taiwan, dan di sisi lain untuk mengatakan kepada semua orang bahwa kami memiliki kemampuan untuk menakut-nakuti dan menghalangi pasukan militer asing untuk terlibat,” katanya, seperti dikutip Reuters.
China kemarin menyebut kegiatan militernya sebagai langkah "adil" untuk melindungi perdamaian dan stabilitas, dan sekali lagi menyalahkan "kolusi" Taiwan dengan pasukan asing—referensi terselubung ke Amerika Serikat—karena menabur ketegangan. [rin]