WahanaNews.co, Jakarta - Dalam pemilihan presiden Rusia 2024 yang berlangsung pada 15-17 Maret, Vladimir Putin hampir tidak memiliki pesaing yang signifikan.
Proses pemungutan suara di negara itu diawasi ketat oleh petugas, dengan tidak adanya ruang untuk kritik terhadap Putin atau konflik di Ukraina. Alexei Navalny, lawan politik utama Putin, meninggal di penjara bulan lalu, sementara para oposisi lainnya dipenjara atau diasingkan.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Meskipun ada tiga calon lain yang menantang Putin, semuanya berasal dari partai yang mendukung Kremlin dan tidak mengkritik kebijakan pemerintahan, termasuk perang di Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga.
Menurut laporan France24, tiga pesaing Putin adalah Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal Rusia yang beraliran ultranasionalis, Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru yang lebih liberal, dan Nikolai Kharitonov, seorang politisi veteran dari Partai Komunis.
Dikutip dari Associated Press, jumlah capres yang memenuhi syarat kali ini jauh lebih sedikit daripada pilpres Rusia 2018.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Para kelompok oposisi Rusia mengajak individu yang tidak puas dengan pemerintahan Putin atau menentang perang untuk tidak melakukan demonstrasi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari Minggu (17/3/2024) siang.
Proses pemungutan suara berlangsung di 11 zona waktu di Rusia, termasuk di wilayah Ukraina yang telah diakuisisi, serta melalui platform daring.
Pada Minggu pagi, lebih dari 60 persen pemilih yang memenuhi syarat telah memberikan suara mereka.
Sebelum pemilihan presiden Rusia 2024, Putin menyatakan bahwa perang di Ukraina merupakan pertarungan hidup atau mati melawan Barat yang berupaya memecah-belah Rusia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]