WAHANANEWS.CO, Jakarta - Konflik Iran-Israel mencapai babak baru yang menggegerkan dunia. Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone ke arah Israel, menjadikannya sebagai serangan langsung terbesar dari Teheran dalam sejarah modern kawasan.
Yang mengejutkan, sebagian besar rudal tersebut merupakan buatan dalam negeri, menunjukkan betapa majunya industri senjata Iran saat ini.
Baca Juga:
Luncurkan Rudal Sejjil ke Israel, Iran: Gerbang Neraka Baru Dimulai
Iran menyebut serangan ini sebagai respons terhadap pemboman Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada awal April.
Meskipun pertahanan udara Israel dan aliansinya, termasuk Amerika Serikat, berhasil mencegat sebagian besar proyektil, beberapa rudal balistik Iran tetap berhasil menembus dan menyebabkan kerusakan di sebuah pangkalan militer serta melukai seorang gadis berusia 7 tahun.
Mengutip laporan Al Jazeera, serangan itu mencakup lebih dari 120 rudal balistik, 170 drone, dan lebih dari 30 rudal jelajah.
Baca Juga:
Iran Bikin Israel Lumpuh Mental: Sirene Palsu Tanpa Serangan Picu Kekacauan Nasional
Rudal balistik menjadi perhatian utama karena kecepatannya yang luar biasa, mampu menempuh jarak sekitar 965 kilometer dari Iran ke Israel hanya dalam waktu kurang dari 15 menit.
Awalnya rudal-rudal Iran dianggap belum akurat dan kurang efektif. Namun dalam satu dekade terakhir, Iran secara signifikan meningkatkan presisi dan jangkauan sistem persenjataannya.
Kini, bukan hanya menjadi produsen utama di kawasan, Iran juga aktif memasok senjata kepada proksi-proksinya di wilayah seperti Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Amerika Serikat bahkan memperkirakan Iran kini memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik aktif. Jumlah ini menjadikan Iran sebagai negara dengan cadangan rudal balistik terbesar di Timur Tengah.
Fakta ini tentu merisaukan banyak pihak, terutama ketika Teheran menegaskan kesiapan membalas jika Israel atau AS melakukan tindakan lebih lanjut.
Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, memperingatkan bahwa setiap pembalasan Israel akan dijawab dengan serangan yang jauh lebih besar.
Tak hanya itu, Teheran juga memberi sinyal keras kepada Washington: jika AS ikut campur, maka pangkalan-pangkalan militernya di kawasan akan ikut jadi sasaran.
Ketegangan geopolitik ini menyoroti betapa berbahayanya evolusi kekuatan rudal Iran. Kini dunia tak bisa lagi mengabaikan fakta bahwa negeri para mullah telah menjadi salah satu kekuatan militer paling serius di kawasan, dengan kemampuan ofensif yang terus berkembang pesat dan siap mengejutkan siapa pun yang meremehkannya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]