WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan Timur Tengah melonjak ke level berbahaya setelah Amerika Serikat mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir kedua ke kawasan, di tengah memanasnya perang antara Iran dan Israel.
Langkah ini diambil karena Washington khawatir konflik tersebut akan lepas kendali dan memicu perang regional berskala besar.
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Kapal induk USS Nimitz, yang membawa sembilan skuadron udara dan dikawal lima kapal perusak, telah meninggalkan Laut China Selatan menuju Laut Arab.
Di sana, kapal ini akan bergabung dengan kelompok penyerang kapal induk USS Carl Vinson yang sudah lebih dulu siaga.
Di Mediterania, dua kapal perusak AS dilaporkan bergerak mendekati wilayah Israel.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Sementara itu, pemerintah AS memberikan izin kepada keluarga personel militer di pangkalan-pangkalan Timur Tengah untuk pulang demi keselamatan mereka.
Perang yang pecah sejak Jumat lalu telah menewaskan lebih dari 200 orang di Iran dan lebih dari 20 di Israel.
Situasi ini memperburuk ketegangan yang sudah tinggi sejak berbulan-bulan lalu, terutama setelah serangkaian dukungan keras Presiden AS Donald Trump terhadap agresi militer Israel di Gaza.