WahanaNews.co | Keterampilan wanita Arab Saudi kian bervariasi. Tak hanya bisa ngebut di jalan raya menggunakan mobil saja, mereka juga bahkan sudah lihai mengemudi kereta cepat.
Tharaa Ali menjadi salah satu wanita yang tidak menyia-nyiakan kebijakan 'liberal' Arab Saudi. Sejak wanita di negara tersebut diperbolehkan menyetir pada 2018, jam terbang Ali yang berusia 25 tahun saat itu masih sebatas mengelilingi kota asalnya di Jeddah dengan sedan.
Baca Juga:
Cekik dan Banting Wanita di Lift Hotel Jakbar, Polisi Pacar Korban Ditangkap Polisi
Namun, tahun lalu Ali memberanikan diri mengikuti rekrutmen masinis kereta cepat di Haramain High Speed Railway. Ia pun terpilih dalam perebutan 32 slot masinis wanita dari 28 ribu pelamar.
Perusahaan tempat Ali bekerja menyediakan jasa bagi penumpang untuk menempuh 450 km antara Makkah dan Madinah dengan kecepatan hingga 300 km per jam. Mantan guru bahasa Inggris itu pun berhasil menyelesaikan perjalanan pertamanya bulan lalu.
"Hari pertama bekerja di sini seperti mimpi bagi saya--memasuki kereta, memasuki kabin," kata Ali seperti dikutip dari CNN, Senin (30/1).
Baca Juga:
Kiprah 6 Perempuan Tangguh yang Menginspirasi Warga Dunia
"Ketika berada di dalam kabin, Anda melihat hal-hal menuju ke arah Anda dengan kecepatan yang sangat tinggi. Perasaan takut menyelimuti saya, tetapi alhamdulillah, dengan waktu dan latihan intensif saya menjadi percaya diri," sambungnya.
Di lain sisi, Wakil Presiden Eksekutif Perusahaan Kereta Api Saudi Rayan al-Harbi memuji kualitas wanita Arab Saudi dalam bekerja. Menurutnya, kemampuan wanita tak kalah dengan para pria.
Al-Harbi menegaskan, wanita bisa kompetitif dalam hal mengendalikan kereta cepat. Hal ini sudah terbukti dalam masa pelatihan di mana para wanita Arab Saudi menunjukkan kemampuan mereka.
"Ini adalah bukti bahwa wanita Saudi memiliki kapasitas penuh ketika mereka diberdayakan untuk melakukan tugas seperti saudara laki-laki mereka," puji al-Harbi.
Pemerintah Arab Saudi yang mendobrak kebijakan "tak biasa" itu membuat proporsi pekerja wanita dalam angkatan kerja meningkat. Bahkan, angka tersebut meroket lebih dari dua kali lipat sejak 2016, dari 17 persen menjadi 37 persen.
Meski begitu, jumlah pengangguran di kalangan wanita Arab Saudi masih cukup tinggi. Tercatat ada 20,5 persen pada 2022, dibandingkan dengan 4,3 persen angka pengangguran pria di negara tersebut.
Banjirnya pengangguran wanita terjadi karena pelamar memadati beberapa lowongan kerja, termasuk posisi pengemudi.
Hal ini seharusnya menjadi pemantik bagi para pembuat kebijakan Arab Saudi untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi seluruh wanita yang tertarik berpartisipasi dalam perubahan ekonomi negara.
"Tantangan telah bergeser, dari mendorong wanita untuk bergabung dengan angkatan kerja menjadi menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk mempekerjakan ribuan wanita Arab Saudi yang memasuki angkatan kerja setiap kuartal," kata Ekonom Arab Saudi Meshal Alkhowwaiter. [ast]