WahanaNews.co | Taliban menolak mentah-mentah seruan PBB yang meminta penguasa Islam itu mencabut pembatasan hak asasi perempuan di Afghanistan.
Mereka mengatakan aturan itu sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya setempat.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Kementerian luar negeri Taliban pada Jumat (27/5/2022) merilis pernyataan yang menolak keprihatinan PBB dan menyebutnya "tidak berdasar".
Kelompok itu juga mendesak komunitas global “untuk tidak memberi vonis berdasar laporan jahat dan antagonis dari beberapa media atau propaganda” oleh pasukan oposisi Afghanistan.
Dalam pernyataan berturut-turut minggu ini, Dewan Keamanan PBB dan pengamat khusus badan dunia tentang situasi HAM di Afghanistan menyatakan “keprihatinan yang mendalam.”
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
Mereka dengan tajam mengkritik perintah terbaru Taliban kepada perempuan untuk menutup tubuh sepenuhnya di depan umum, termasuk wajah.
Kementerian Kebajikan dan Kebaikan Taliban, yang bertugas menafsirkan dan menegakkan Islam versi Taliban, juga mewajibkan perempuan penyiar di saluran TV Afghanistan untuk menutupi wajah mereka ketika bertugas.
Pemerintah sementara Taliban, yang semuanya laki-laki, telah menangguhkan pendidikan menengah bagi sebagian besar remaja putri, melarang perempuan pegawai negeri di beberapa departemen kembali bekerja, melarang perempuan bepergian lebih dari 70 km kecuali ditemani laki-laki muhrim dan sangat menyarankan mereka untuk tinggal di rumah.