Sekarang dia bersembunyi di lokasi terpencil di suatu tempat
di utara negara itu, dan mengaku takut tentang keselamatan dirinya dan
keluarganya. "Apakah saya akan pulang? Apakah saya akan melihat orangtua
saya lagi? Kemana saya akan pergi? Bagaimana saya bisa bertahan," katanya
yang minta tak disebutkan namanya karena hidupnya terancam.
Sementara itu penduduk setempat yang ketakutan yang
melarikan diri dari kota Kunduz - yang direbut oleh Taliban minggu lalu - telah
menceritakan serangan balasan yang dilakukan oleh milisi kelompok itu yang
memburu siapa pun yang terkait dengan pemerintah dan memenggal atau
mengeksekusi mereka.
Baca Juga:
Cekik dan Banting Wanita di Lift Hotel Jakbar, Polisi Pacar Korban Ditangkap Polisi
Taliban kini telah merebut sembilan dari 34 ibu kota
provinsi Afghanistan dan menempatkan sebagian besar kota terbesar di negara itu
dikepung dalam serangan kilat yang membuat pasukan pemerintah sebagian besar
menyerah.
Kelompok Taliban, yang biasanya membantah melakukan
kebrutalan terhadap warga sipil dalam perang saat ini, belum berkomentar atas
laporan perburuan para wanita untuk dijadikan budak seks.
Farkhunda Zahra Naderi, yang merupakan anggota Dewan Tinggi
untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, berbicara tentang ketakutannya bahwa
hak-hak sipil yang ada di negara itu akan rusak.
Baca Juga:
Kiprah 6 Perempuan Tangguh yang Menginspirasi Warga Dunia
"Ketakutan terbesar saya adalah sekarang mereka
meminggirkan perempuan yang telah bekerja di posisi kepemimpinan ini, yang
telah menjadi suara yang kuat melawan pelaku yang paling kuat tetapi juga
bekerja dengan mereka untuk mengubah situasi di lapangan," katanya.
Jika mereka melenyapkan para pemimpin ini, kata dia, siapa
yang akan dibiarkan berbicara untuk perempuan dan mempertahankan pencapaian
yang telah dicapai selama 20 tahun terakhir.
Kata-katanya menyoroti dampak dari keputusan AS, Inggris,
dan negara-negara NATO lainnya untuk menarik pasukan terakhir yang tersisa dari
Afghanistan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.