Selama 12 hari operasi, tercatat lebih dari seribu drone Iran diluncurkan ke arah Israel. Sebagian besar berhasil dihancurkan jauh dari perbatasan Israel berkat kerja sama multinasional yang melibatkan negara-negara seperti Yordania, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.
Pasukan militer AS dan Israel merupakan pihak paling aktif dalam operasi ini, mengerahkan pesawat tempur, kapal perang, sistem pertahanan udara seperti Patriot dan THAAD, serta pusat komando real-time.
Baca Juga:
AS Akui Mati Kutu Hadapi Rudal Hipersonik Rusia dan Drone Iran
Operasi besar ini dikoordinasikan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) di bawah kepemimpinan Jenderal Mike Kurilla.
Keberhasilan misi ini tak lepas dari kesiapan hasil latihan dan simulasi selama bertahun-tahun yang dilakukan bersama mitra internasional seperti Yunani, Italia, Siprus, Prancis, dan Inggris.
Di tubuh militer Israel sendiri, hubungan dengan mitra asing dikawal oleh Divisi Perencanaan Internasional IDF, yang menjaga komunikasi langsung dan berkesinambungan dengan pihak AS dan sekutunya.
Baca Juga:
Super Canggih, Rudal dan Drone Iran Lewati 2 Negara Sebelum Tiba di Israel
Intensitas hubungan ini bahkan telah berubah dari pertemuan simbolis menjadi koordinasi harian.
Kepala Staf IDF saat ini, Letjen Eyal Zamir, melanjutkan relasi erat yang telah dibangun oleh pendahulunya Herzi Halevi dengan jajaran militer AS.
Amerika bukan hanya menjadi penghubung antara Israel dan sekutunya, tetapi juga mediator dengan negara-negara Arab yang belum menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Tel Aviv.