Blinken juga menyoroti laporan lama tentang tindakan pasukan Israel yang membiarkan kekerasan oleh pemukim Yahudi ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat, serta penggunaan kekuatan berlebihan oleh militer Israel.
Kekerasan di Tepi Barat telah meningkat akhir-akhir ini, terutama setelah perang di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga:
Bamsoet Ajak Sejawat Alumni Lemhannas Perkuat Ketahanan Nasional Hadapi Dinamika Geopolitik Global
AS juga telah menjatuhkan sanksi terhadap para pemukim Yahudi yang terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Keluarga Eygi, aktivis AS berusia 26 tahun, tidak percaya dengan klaim Israel bahwa penembakan itu tidak disengaja dan menyerukan penyelidikan independen oleh pemerintah AS.
"Kami sangat tersinggung dengan klaim bahwa pembunuhan ini, yang dilakukan oleh seorang penembak jitu terlatih, dianggap sebagai kecelakaan," ungkap keluarga Eygi.
Baca Juga:
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Tegaskan Tidak Ada Penyelesaian dengan Amerika
Eygi, yang lahir di Turki dan baru saja lulus dari Universitas Washington, ditembak saat mengikuti protes mingguan menentang pembangunan permukiman Israel di dekat desa Beita, Palestina.
Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dinyatakan ilegal menurut hukum internasional.
Keluarga Eygi menyebut hasil penyelidikan Israel sebagai "sama sekali tidak memadai."