WahanaNews.co, Jakarta - Akibat agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, sayap militer Hamas Palestina, Brigade Al Qassam, mengatakan Empat pemimpinnya telah terbunuh.
Salah satu dari empat komandan Brigade Al Qassam itu merupakan komandan top sayap bersenjata tersebut yakni anggota Dewan Militer sekaligus komandan Brigade di utara Gaza, Ahmed Al Ghandour.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Brigade Al Qassam berduka atas (kepergian) sekelompok pemimpin yakni Komandan Ahmed Al Ghandour yang dikenal sebagai Abu Anas, anggota Dewan Militer dan komandan Brigade Utara dan pemimpin lainnya; Wael Rajab, Raafat Salman, dan Ayman Siam," bunyi pernyataan Brigade Al Qassam seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu, pada Minggu (26/11/2023) seperti melansir dari CNN Indonesia.
Meski begitu, Brigade Al Qassam tidak memberikan informasi apa pun mengenai detail kematian mereka.
Ini pertama kalinya sayap bersenjata Hamas mengonfirmasi kematian para komandannya menyusul perangnya dengan Israel yang terus berkecamuk di Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober lalu.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Peperangan ini dipicu serangan Hamas ke wilayah Israel hingga menyebabkan agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza hingga hari ini.
Dikutip Anadolu, militer Israel sebelumnya telah mengumumkan telah membunuh para pemimpin Hamas dalam serangan udara di Gaza. Namun, sebagian besar serangan Israel itu turut menelan banyak korban warga sipil serta kerusakan infrastruktur besar-besaran di Gaza.
Hingga kini, agresi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan.
Gencatan senjata selama empat hari, yang dimediasi oleh Qatar, mulai berlaku pada Jumat (24/11) lalu.
Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.
Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]