WahanaNews.co | Emil Czeczko yang merupakan seorang tentara asal Polandia ditemukan tewas tergantung di Minsk. Czeczko adalah tentara Polandia yang membelot ke Belarusia pada puncak krisis migran tahun lalu.
Pihak berwenang Belarusia mengatakan bahwa mereka belum dapat memastikan apakah Czeczko itu bunuh diri atau dibunuh.
Baca Juga:
Tak Kunjung Diberangkatkan, Ratusan Calon PMI Minta Widya Andescha Kembalikan Uang
Diwartakan RT, Czeczko melintasi perbatasan Polandia-Belarusia pada 16 Desember 2021 dan, menurut pihak berwenang Belarusia, mencari suaka. Prajurit, yang ikut ambil bagian dalam operasi penahanan migran pemerintah Polandia, dilaporkan mengatakan bahwa dia terpaksa meninggalkan tanah airnya karena dia sangat menentang taktik keras yang digunakan oleh otoritas Polandia terhadap para migran yang mencoba menyeberangi perbatasan.
Berbicara kepada media Belarusia, Czeczko mengklaim, antara lain, bahwa dia melihat dua sukarelawan Polandia ditembak dan dibunuh setelah datang ke wilayah itu untuk membantu para pengungsi. Czeczko tidak memberikan bukti apa pun untuk menguatkan tuduhan tersebut, meskipun, pihak Polandia sendiri tidak memberikan laporan yang menyangkal atau mengonfirmasi dugaan kematian kedua sukarelawan tersebut.
Selain itu, Czeczko menuduh bahwa penjaga perbatasan dan pasukan Polandia membunuh antara 200 dan 700 migran selama rentang waktu hanya sepuluh hari pada Juni 2021. Tentara itu juga mengklaim bahwa dia sendiri telah mengambil bagian dalam pembunuhan massal yang dituduhkan itu, dengan mayat-mayat yang kemudian diduga dikubur di kuburan massal oleh penjaga perbatasan Polandia.
Baca Juga:
Kantor Berita Negara Polandia Diserang Siber Rusia
Czeczko mengatakan kepada wartawan Belarusia bahwa anggota tentara Polandia telah diberikan bir untuk menghilangkan stres sesudahnya. Klaim ini, bagaimanapun, tidak didukung dengan bukti apapun.
Selama berada di Belarus, Czeczko juga bersikeras bahwa dia akan menghadapi kematian jika dia kembali ke Polandia.
Media Polandia pada saat itu menolak semua hal di atas sebagai bagian dari kampanye disinformasi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko melawan Polandia.